Puisi - Padam
Terluka
diam
Berdarah
diam
Ku berhenti bicara, Kau berkata
Aku terluka
Aku sakit
Aku lemah
Jeritan terpendam
Sakit mendalam
siapa yang tahu
karena dia sendiri
menabrak angin kencang
menahan abu hitam
Matanya berdarah, bernanah
tak ada yang rangkul
tak ada yang mau tahu
Hatinya sakit
Keluhnya menjerit
Suaranya serak
menahan dera luka
Tak terlihat, namun terasa
Tak bicara, namun mengerti
Ya, dia tersakiti
dan aku diam menepi
merenung menebus dosa
tuk raih Syurga-Nya
Berharap semua hanya mimpi
tak terlahir
tak berbuat
tak melakukan kesalahan
ampuniku dalam setiap dosaku..
marahku padam di telan waktu.
tinggal menunggu siapa yang menjemputku.
jodoh, atau kematian lebih dulu.
diam
Berdarah
diam
Ku berhenti bicara, Kau berkata
Aku terluka
Aku sakit
Aku lemah
Jeritan terpendam
Sakit mendalam
siapa yang tahu
karena dia sendiri
menabrak angin kencang
menahan abu hitam
Matanya berdarah, bernanah
tak ada yang rangkul
tak ada yang mau tahu
Hatinya sakit
Keluhnya menjerit
Suaranya serak
menahan dera luka
Tak terlihat, namun terasa
Tak bicara, namun mengerti
Ya, dia tersakiti
dan aku diam menepi
merenung menebus dosa
tuk raih Syurga-Nya
Berharap semua hanya mimpi
tak terlahir
tak berbuat
tak melakukan kesalahan
ampuniku dalam setiap dosaku..
marahku padam di telan waktu.
tinggal menunggu siapa yang menjemputku.
jodoh, atau kematian lebih dulu.
Comments
Post a Comment