Diary Alenna - Kamu datang lagi (Episode - 7)
Pagi ini aku terbangun, Aku masih belum mempercayai bahwa yang aku temui kemarin di panti itu adalah Alga. Hari ini aku masih bimbang apakah akan langusng ke panti, apa diam di rumah, tapi kemarin ibu panti sudah menyuruhku masuk hari ini. Ya sudah, aku mandi dan segera bergegas ke panti. Tapi bagaimana jika ada Alga disana? Loh kenapa aku malah bingung, bukannya selama ini aku mencari Alga? Hmm. Tapi kan, kini sudah berbeda, aku sedang marah dan kecewa karena dia membuat aku menunggu. Tapi aku belum sempat bertanya kemana dia selama ini. ah memikirkan itu semua membuat aku sangat pusing, membuat kepala ku sakit saja. Baiklah aku harus berangkat sekarang juga.
Aku sudah siap, aku sudah rapi, dan aku sudah cantik, aku sudah pakai jilbab yang senada dengan bajuku. Aku pakai celana jeans dan sepatu kets kesukaanku. Aku mantapkan hatiku untuk bergegas pergi. Aku harus berjalan menuju halte dan naik bus satu kali untuk sampai kesana.
Sesampainya di depan gerbang panti. Kakiku berhenti disitu, tidak mampu untuk melangkah masuk. Entah kenapa. Tapi dalam hati, aku harus masuk. Ah, lagi-lagi sudah sejauh ini aku masih ragu.
Dan aku memutuskan untuk masuk, aku melihat Alga sedang bersama wanita, entah siapa aku tidak tahu, namun sepertinya sangat akrab, tiba-tiba ada yang menepuk pundak ku dari belakang.
Aku berpegangan tangan dengan Go Eun mengelilingi panti, karena Go Eun masih anak kecil, jadi ku ikuti apa yang Go Eun mau. Aku berjalan-jalan dan melihat kamar Go Eun. Kamar bernuansa pink sangat tenang di pandang mata. Setelah ku antar Go Eun ke kamar, aku segera kembali ke kantor pemilik panti, dan membantu masak menyiapkan makan siang ke dapur.
Aku gunakan celemek yang tersedia disana, dan aku membantu ibu Kim menyiapkan masakan. Ibu Kim adalah adik dari pemilik panti ibu Tan namanya. Hanya mereka berdua yang mengurus panti dengan jumlah anak panti yang cukup banyak, maka diperlukan relawan, maka dari itu ada beberapa relawan disini, salah satunya Alga dan teman wanitanya itu yang aku tidak tahu siapa. Dan kini bertambah aku.
Selesai makan, anak-anak kembali ke kamar. Ada yang bermain, ada yang ke perpustakaan, dan lain sebagainya. Tinggallah aku, Rita dan Alga di ruang makan, aku membereskan piring dan mencuci piring yang begitu banyak, sedangkan Rita menyapu, dan harus segera melakukan cek ke kamar bagian balita. Sedangkan Alga sedang merapikan perlatan pantry.
Saat Rita pergi, tinggallah aku dan Alga disana, tanpa suara, kita membereskan pekerjaan masing-masing, namun Alga lebih dulu cepat selesai.
Saat itu aku memang sudah lelah, karena lumayan banyak yang harus ku cuci. Dan tiba-tiba Alga berdiri di sampingku, dan membantuku mencuci.
Kita tidak saling bicara, meskipun aku tahu antara kami berdua sama-sama ingin bicara. Tiba-tiba saja aku ingat terakhir kita berpisah, aku sedikit menahan air mataku. Alga, ini Alga yang sudah aku tunggu beberapa tahun lamanya. Kini dia ada disampingku.
Tunggu, ku perhatikan penampilan Alga berubah, dia memiliki janggut di dagunya. Aku jadi teringat, ketika Alga menyuruhku menunggu karena ia akan melamarku 2 tahun lagi. Sebentar dua tahun itu adalah tahun ini. Tanpa sadar tanganku berdarah saat mencuci gelas yang ternyata pecah ditangaku.
Akupun pamit dengan Rita, karena Rita baru saja keluar dari pantry.
Tanpa sadar ternyata Alga mengikutiku dari belakang. Saat bus datang, aku duduk, dan Alga duduk di sampingku. Ya, itu Alga yang duduk disampingku.
Namun ada air menetes di celanaku. Hujan. Hujan datang tanpa pelan, ia langsung deras. Aku langsung berdiri dan bersiap untuk pergi. Tapi, jilbabku tidak basah, ada apa ini? Ku tengok ke belakang. Dan aku melihat seorang lelaki tampan sedang berdiri menutup tubuhku dengan payung.
Siapa dia?
Sesampainya di depan gerbang panti. Kakiku berhenti disitu, tidak mampu untuk melangkah masuk. Entah kenapa. Tapi dalam hati, aku harus masuk. Ah, lagi-lagi sudah sejauh ini aku masih ragu.
Dan aku memutuskan untuk masuk, aku melihat Alga sedang bersama wanita, entah siapa aku tidak tahu, namun sepertinya sangat akrab, tiba-tiba ada yang menepuk pundak ku dari belakang.
" neo wae yeogi issni? iblyeoghasibsio. (Kenapa diam disini? Silahkan masuk)" Tanya ibu panti.
"ye, deul-eogal geos-ibnida. (ya, saya akan masuk.)" Jawabku.Aku dan ibu panti segera masuk, Alga menatapku sejenak, dan dia kembali mengobrol dengan wanita tersebut. Tiba-tiba Go Eun datang dan memegang tanganku, dan langsung mengajakku berkeliling panti.
Aku berpegangan tangan dengan Go Eun mengelilingi panti, karena Go Eun masih anak kecil, jadi ku ikuti apa yang Go Eun mau. Aku berjalan-jalan dan melihat kamar Go Eun. Kamar bernuansa pink sangat tenang di pandang mata. Setelah ku antar Go Eun ke kamar, aku segera kembali ke kantor pemilik panti, dan membantu masak menyiapkan makan siang ke dapur.
Aku gunakan celemek yang tersedia disana, dan aku membantu ibu Kim menyiapkan masakan. Ibu Kim adalah adik dari pemilik panti ibu Tan namanya. Hanya mereka berdua yang mengurus panti dengan jumlah anak panti yang cukup banyak, maka diperlukan relawan, maka dari itu ada beberapa relawan disini, salah satunya Alga dan teman wanitanya itu yang aku tidak tahu siapa. Dan kini bertambah aku.
"neoneun mueos-eul yolihago sip-eo? (Bu Kim mau masak apa?)" Tanya ku.Dan kami pun mulai memasak, tiba-tiba ada wanita yang masuk ke pantry, ya wanita itu adalah yang berbicara tadi pagi dengan Alga, tidak lama ada Alga di belakangnya.
"chikin supeuwa milgalu tempe Alenna. ( Sup ayam dan tempe tepung,Alenna )" Jawab Bu Kim.
"Kamu dari Indonesia kan? Salam kenal saya Rita." Ucap gadis tersebut.Ibu Kim dan ibu Tan pergi keluar, disana relawan hanya kami bertiga dengan jumlah anak yang cukup banyak. Alga menyiapkan meja makan, dan Rita menjaga anak-anak kecil, dan Aku membantu membagikan makanan ke setiap piring.
"Ya, saya Alenna." Jawabku.
"Kenalkan teman saya, namanya Al.." Ucap Rita.
"Dia sudah kenal aku Rit." Ucap Alga.
"Loh iya sudah kenal? Kenapa tidak saling tegur sapa?" Tanya gadis tersebut.
"Tidak apa, oh iya bu Kim biar aku yang bantu, kalian bisa bantu yang lain." Ucapku.
"Tapi biasanya aku dan Alga yang bantu bu Kim" Ucap Rita.
"Tapi bu Tan tadi menyuruhku, jadi kamu bisa beristirahat." Ucapku.
"Biar aku yang bantu bu Kim dan siapkan meja makan. Kamu panggil anak-anak saja." Ucap Alga menyuruh Rita untuk pergi.
"Okay, aku panggil anak-anak ya." Ucap Rita sambil keluar pantry.
"Alga, eumsig-eun junbi dwaess-eoyo, nanwojuseyo, tan-ui eomeoniwa hamkke syopinghago sipseubnida. (Alga, Makanan sudah siap, tolong serahkan, saya ingin berbelanja dengan ibu Tan.)." Ucap Ibu Kim.
"ye, gim bu-in. (Ya nyonya Kim)" Jawab Alga.
Selesai makan, anak-anak kembali ke kamar. Ada yang bermain, ada yang ke perpustakaan, dan lain sebagainya. Tinggallah aku, Rita dan Alga di ruang makan, aku membereskan piring dan mencuci piring yang begitu banyak, sedangkan Rita menyapu, dan harus segera melakukan cek ke kamar bagian balita. Sedangkan Alga sedang merapikan perlatan pantry.
Saat Rita pergi, tinggallah aku dan Alga disana, tanpa suara, kita membereskan pekerjaan masing-masing, namun Alga lebih dulu cepat selesai.
Saat itu aku memang sudah lelah, karena lumayan banyak yang harus ku cuci. Dan tiba-tiba Alga berdiri di sampingku, dan membantuku mencuci.
Kita tidak saling bicara, meskipun aku tahu antara kami berdua sama-sama ingin bicara. Tiba-tiba saja aku ingat terakhir kita berpisah, aku sedikit menahan air mataku. Alga, ini Alga yang sudah aku tunggu beberapa tahun lamanya. Kini dia ada disampingku.
Tunggu, ku perhatikan penampilan Alga berubah, dia memiliki janggut di dagunya. Aku jadi teringat, ketika Alga menyuruhku menunggu karena ia akan melamarku 2 tahun lagi. Sebentar dua tahun itu adalah tahun ini. Tanpa sadar tanganku berdarah saat mencuci gelas yang ternyata pecah ditangaku.
"Aaw." Teriakku.Kemudian Alga pergi mengambil peralatan obat, dia mengobati tanganku.
"Kenapa Al?" tanya Alga kaget dan langsung memegang tanganku.
"Ini kena pecahan gelas." Ucap Alenna.
"Aku tahu, diam." Ucap Alga, sambil mencuci tanganku.
"Ini lukanya tidak terlalu lebar biar aku saja." Ucapku.Aku semakin gemetar, kini bisa sedekat ini lagi.
"Diam, ini lebar, dan dalam, ada pecahan kaca juga di tanganmu, aku bersihkan." Ucap Alga sambil membersihkan tanganku dengan kapas.
"Apa kabar kamu? Sudah menikah?" Tanya Alga, dan itu membuatku kaget.Saat itu aku langsung saja pergi, tanpa melihat Rita di dekat pintu Pantry. saat sudah sampai di taman, aku baru sadar ponselku tertinggal di dekat wastafel. Jadi aku harus kembali lagi ke pantry, saat aku kembali. Aku melihat mereka berdua sangat akrab.
"Menikah? Apa maksudmu? Aaaw." Jawabku, tanpa sadar Alga menyiram lukaku dengan alkohol.
"Bagaimana, tidak terasa sakit kan, kalau aku buat terkejut?" Tanya Alga.
"Hmm, sudah, biar aku yang urus sisanya." Ucapku sambil membawa kotak obat dan segera pergi keluar.
"Sorry, aku mau bawa ponsel." Ucapku lalu aku pergi lagi.Aku pun langsung pergi keluar. Hari ini sangat terasa lama, ibu Kim dan Tan sepertinya akan pulang malam, langit sudah semakin gelap akan turun hujan memang sesuai ramalan cuaca. Dan sepertinya aku harus segera pulang, karena lupa memindahkan jemuranku.
Akupun pamit dengan Rita, karena Rita baru saja keluar dari pantry.
"Rit, aku sepertinya harus segera pulang, besok biar aku kesini lagi." Ucapku.Mendengarnya bicara seperti itu rasanya aku semakin ingin marah. Aku hanya bisa melempar senyum singkat, dan aku segera membawa tas dan bergegas menunggu bus.
"Ya silahkan. Lagi pula kamu kan donatur, tidak usah repot-repot menjadi relawan juga." Ucap Rita.
Tanpa sadar ternyata Alga mengikutiku dari belakang. Saat bus datang, aku duduk, dan Alga duduk di sampingku. Ya, itu Alga yang duduk disampingku.
"Kita belum sempat bicara." Ucap Alga.Aku pun bergegas turun tanpa melihatnya lagi. Aku bertanya-tanya ada apa dengan aku? Kenapa aku marah padanya? memang dia berbuat salah apa? Seolah aku melupakan kesalahannya yang menyuruhku untuk menunggu. Kasian dia aku marahi. Tapi melihat wajahnya memang membuat aku kesal. Aku pun melihat taman di samping kiri jalan. Disana ada ayunan. Aku pun bergegas kesana, ingin menenangkan diri sejenak. Akupun duduk di ayunan, mengayunkan tubuhku, ku angkat kakiku agar tidak menyentuh tanah. Aku hirup udara dalam-dalam. Dan menikmati ayunan tersebut beberapa menit, sekitar dua puluh menit disana aku berdiam.
"Aku baik-baik saja. Sepertinya kamu kini sudah bahagia." Ucapku.
"Ya, disini menyenangkan." Uca Alga.
"Kamu mau kemana?" Tanyaku.
"Aku mau mengantarmu pulang." Ucap Alga.
"Tidak usah, terimakasih." Ucapku.
"Kamu kemana saja, baru datang sekarang."Ucap Alga.
"Hmmm? Apa pertanyaan itu tidak salah?" tanyaku.
"Ada apa, kenapa kamu berubah?" Tanya Alga.
"Coba, kamu bertanya itu sambil melihat cermin." Ucapku.
"Hmm, Coba kamu lihat cermin lebih dulu, kamu cantik dengan jilbabmu." Ucap Alga.
"Jangan mencoba mengalihkan aku." Ucapku sambil menekan tombol bus agar berhenti.
"Ada apa dengan kamu?" tanya Alga.
Namun ada air menetes di celanaku. Hujan. Hujan datang tanpa pelan, ia langsung deras. Aku langsung berdiri dan bersiap untuk pergi. Tapi, jilbabku tidak basah, ada apa ini? Ku tengok ke belakang. Dan aku melihat seorang lelaki tampan sedang berdiri menutup tubuhku dengan payung.
Siapa dia?
Comments
Post a Comment