Dania - Pengagum Rahasia (Cerbung ke - 14)

Hari ini begitu cerah, burung menari di atas pohon, embun bersinar di dedauanan terpantul cahaya mentari, udara yang sejuk menusuk ke paru-paru, dingin lembut menyapu jalanan,  hari ini juga adalah hari penghijauan dunia, dan Fakultas Kedokteran mengadakan kegiatan berkemah dengan tujuan melakukan penghijauan di hutan gundul.

Pagi ini Dania sudah bersiap berangkat, dengan perlengkapan satu ransel besar di pundaknya. Dania tampak bersemangat dengan celana jeans dan jaket tebal, serta topi dan rambut di ikat satu.
"Bu, Dania pergi dulu ya bu.." Pamit Dania pada ibu nya..
"Iya hati-hati ya de, obat-obatan sudah di bawa? kamu kan alergi dingin, hati-hati jangan sampai ada yang tertinggal." Pesan sang ibu.
"Iya siap bu, 3 hari 2 malam ini akan menjadi perkemahan yang seru bu. Ucap Dania.
"Iya tapi tetap waspada, cuaca tidak bisa di tebak, hujan turun sewaktu-waktu." Pesan ibu.
"Iya siap bu, tolong sampaikan pada bibi, Dania juga pamit bu." Ucap Dania, karena masih tidak enak tidak pamit padahal dirinya dan keluarga masih menumpang tinggal di rumah bibi.
"Iya de.." Jawab ibu.
Dania pun berangkat berjalan kaki dari rumah menuju halte bus, sesampainya di kampus Dania melihat begitu banyak peserta yang ikut.
"Dania?" Tanya dosen yang sedang menghampiri dirinya.
"Iya betul bu, ada apa bu?" Tanya Dania.
"Sudah lihat nama kelompoknya? Pengumumannya di pegang oleh masing-masing ketua angkatan." Ucap dosen tersebut.
"Oh begitu bu, iya siap bu." Jawab Dania.
Kemudian ibu tersebut pergi meninggalkan Dania dan mendekati yang lain memberitahukan hal yang sama. Tidak lama, ada seorang perembuan yang menghampiri Dania.
"Dania?" Tanya mahasiswi tersebut.
"Iya? Ada apa ya?" Tanya Dania sambil tersenyum heran.
"Kenalin aku Alin, aku teman sekelompok kamu, aku anak kelas B, kita sekolompok juga dengan, Radea cowok cool, Keisya cowok genit tapi baik kok, dan Tara cowok sering bercanda, mereka ganteng-ganteng kok.. hhehe," Ucap Alin sambil bercanda.
"Oh iya, aku Dania kelas A, mereka semua baik kan?" Tanya Dania.
"Hhehe, iya mereka semua laki-laki baik kok, temen sekelas aku, cuma aku gak tau nih, ada satu lagi sebenarnya cewe, tapi aku ga kenal dan lupa siapa namanya, hhehe" Jawab Alin..
"Oh begitu, mungkin nanti dia bakal cari kita..." Dania sambil mengangguk. 
"Pengumuman, pengumuman, seluruh peserta harap berkumpul dengan kelompoknya masing-masing." Suara terdengar di pengeras suara. 
"Kita kelompok 9 Dan, yuk langsung kumpul." Ajak Alin.
Dania dan Alin pun langsung mencari teman kelompoknya. Setelah mereka berkumpul dan saling mengenal, tiba-tiba ada satu wanita cantik yang menghampiri kelompoknya, terlihat bahwa wanita itu wanita dari golongan berada, membawa koper dan rambut terurai.
"Kelompok 9 ?" Tanya wanita tersebut.
Dan semua mengangguk.
"Kenalin nama aku Sandra, aku mahasiswi kelas D." Ucap wanita tersebut.
"Nah Sandra!! Iya dia sekelompok sama kita! Kenalin aku Alin.! ini Dania kelas A, itu Keisya, Tara, dan Radea sama kaya aku kelas B!" Ucap Alin memperkenalkan teman-temannya.
"Oke, salam kenal." Jawab Sandra singkat.
"San, tadi kita disini udah bersepakat bahwa leader nya itu Radea, jadi kita tinggal ikutin arahan Radea." Ucap Alin.
"Oh,. oke." Jawab Sandra singkat. 
Dania dari tadi hanya terpusat pada bawaan yang di bawa Sandra, selain membawa koper, Sandra membawa satu tas besar di pundak dan tangan kirinya.
"Kamu ga salah, bawa banyak persediaan gitu?" Sindir Tara.
"Iya, kalo kamu ga keberatan biar aku aja yang bawa tas kamu." Keisya menawarkan. 
Kemudian, Radea mencoba untuk memotong pembicaraan mereka.
"Apapun yang dibawa kalian masing-masing, itu adalah tanggung jawab kalian, Keis, kamu gak usah menawarkan Sandra seperti itu, Sandra membawa banyak seperti itu berarti dia sudah sanggup membawanya, sekarang aku bakal jelasin kegiatan disana seperti apa saja." Ucap Radea.
"Iya iya santai aja De, sorry.. Hhehe.." Ucap Keisya sambil tertawa.
"Tenang aja, aku gak akan merepotkan kalian kok, apalagi merepotkan kamu ketua sombong!" Ucap Sandra kesal.
Radea hanya melirik dan menatap pada Sandra, begitupun sebaliknya Sandra amat kesal dengan pernyataan Radea tadi.
"Okey, Pak ketua, bisa kah menjelaskan acaranya seperti apa nanti?" Tanya Dania memotong perselisihan.
"Okey, jadi gini, nanti disana kalian bakal satu tenda bertiga, dan di area laki-laki, aku, Keisya dan Tara juga sama satu tenda. Nanti setiba disana kita bakal langsung cari tenda yang ada nama kitanya, setelah itu kalian mulai merapihkan tenda dan perlengkapan kalian masing-masing. sampai siang hari kita di kasih break untuk makan siang, sorenya kita bakal ada materi, dan malamnya ada ujian dari materi tersebut. Besok harinya kita bakal di bagikan satu bibit pohon per orang, tempat menanamnya akan di beri petunjuk lewat peta yang ada di tangan aku ini jadi nanti kita akan di bagi-bagi lagi saat akan menanam pohon, malam nya kita bakal ada api unggun kumpul semua di lapangan, besoknya kita pulang. Ada yang mau di tanyakan?" Ucap Radea.
"Setiap ada break, apa kita harus tetap kumpul? gimana suasana disana?" Tanya Alin.
"Oh iya, kita harus bareng-bareng terus, karena jika sewaktu-waktu ada panggilan kita tidak berpencar, kecuali akan tidur, disana bakal dingin banget, dan kalian harus persiapin itu.! Apa ada yang punya penyakit menyulitkan?" Tanya Radea. 
Semua teriak 'tidak' kecuali Dania, namun Radea tidak memperhatikan itu, Radea beranggapan bahwa Dania juga ikut menjawab tidak.
"Oke kalo gitu sekarang kita siap berangkat!" Ucap Radea.
Kemudian merekapun berkumpul dan bersiap memasuki kendaraan menuju tempat perkemahan, ada 3 bus ukuran besar tepatnya yang berangkat. Selama 2 jam di tempuh, akhirnya mereka tiba di sebuah hutan perkemahan, Dania dan teman sekelompoknya selalu bersama-sama kecuali Sandra, Sandra yang dari awal berpisah membuat sang ketua kelelahan mencarinya, sampai ketika mendapatkan tenda pun Sandra masih belum terlihat.
"Dania, Alin, kalian tidur di tenda ini nanti, aku, Tara dan Keisya di tenda ujung sana, setidaknya kita masih bisa saling beri kode, karena disini tak ada sinyal Handphone." Ucap Radea sambil menunjuk tendanya yang berada bersebrangan dengan tenda Dania dan Alin.
"De, tapi Sandra belum dateng kesini, aku takut dia kebingungan cari tenda." Ucap Alin.
"Iya De, kasian Sandra, dia kan bawa tas banyak juga." Ucap Dania.
"Iya okey, biar itu jadi urusan Tara dan Keisya aja nanti, sekarang kalian istirahat aja lebih dulu ya." Ucap Radea sambil berjalan pergi menuju tendanya. 
Dania dan Alin pun memasuki tendanya dan segera membereskan tas nya.
"Dan, Radea ganteng kan?baik lagi, makanya ga salah cewek-cewek pada naksir sama dia." Ucap Alin sambil tertawa.
"Hmmm, iya lumayan.." Jawab Dania.
"Tapi Radea itu ga pernah terlihat bawa pacar Dan, soalnya terakhir itu, pacarnya meninggal karena kecelakaan." Ucap Alin.
"Oh iya? Kasian sekali Radea." Jawab Dania.
"Kamu suka ga sama Radea? nanti aku deketin kalian berdua! hhehe" Ucap Alin sambil tertawa.
"Ngga biasa aja kok." Ucap Dania.
"Kamu udah punya pacar?" Tanya Alin.
"Belum Alin........ udah yuk mendingan kita makan siang, kita siapin masakan untuk makan siang." Jawab Dania kesal.
"Iya, iyaaa.... maaf.. hhihi" Ucap Alin.
"OOOY!!" Teriak Sandra mengagetkan.
"Hmm, kemana saja kamu San?" Tanya Dania.
"Bukan urusan kamu Dianaa..." Jawab Sandra menyebalkan.
"Dania, bukan Diana. Yaudah sekarang kita mau masak buat makan siang, kayanya makan mie dulu, kalo kamu mau ayo serahin mie kamu ke kita." Ucap Dania.
"Okey, tunggu aku di luar ya." Ucap Sandra.
Dania dan Alin pun keluar tenda, Alin yang nampak kesal dengan kehadiran Sandra di kelompoknya terus saja membicarakan Sandra dengan nada pelan pada Dania, Dania hanya mampu menenangkan Alin yang di buat kesal oleh tingkah Sandra. Mereka bertigapun masak mie dan makan bersama, Alin yang begitu kesal melihat Sandra enggan mempehatikan Sandra ketika berbicara. Sedangkan Dania mencoba menghargai Sandra yang dari tadi sibuk menyombongkan kekayaan dirinya. Setelah selesai makan, mereka bertiga segera bergabung dengan kelompoknya, yaitu Radea, Tara dan Keisya, karena materi akan segera di mulai.

Sore itu sebanyak 2 materi di berikan, saat matahari terbenam materipun selesai diberikan, semua peserta kembali ke tenda masing-masing untuk menggunakan pakaian hangatnya, dan persiapan makan malam bersama kelompok, saat itu Radea, Tara dan Keisya mendekati Dania dan teman-teman untuk menyiapkan makan malam.
"Aku bawa ini.." Ucap Radea sambil mengeluarkan daging asap setengah matang, dan semua nampak terlihat kagum.
"Ah itu biasa saja, aku bawa ini.." Ucap Sandra sambil mengeluarkan makanan serba mahal yang tinggal di hangatkan.
"Wih, makan enak kita ini!" Ucap Tara dan Keisya.
"Yaudah aku siapin alat masak sama Dania ya!" Teriak Alin.
"Iya lah, kalian berdua kan ga bawa apa-apa, jadi tugasnya di dapur!" Ucap Sandra menyebalkan.
"Iya tenang aja nona manis!!" Jawab Alin kesal.
Dania dan Alin  pun menyiapkan kompor dan peralatan lainnya.
"Oh iya, acara malam ini di tiadakan, tes nya akan di lanjut besok sambil perjalanan saat penanaman." Ucap Radea.
"Yeaaaahh kita bisa senang-senang sekarang aku  bawa gitar inii, jadi kita bisa nyanyi bareng!" Ucap Tara.
"Okey kita mulai nyanyi yaa.. Laa..lala..lalaa..." Keisya mulai bernyanyi.
Sandra, Keisya, Tara dan Radea pun ikut bernyanyi, hanya saja, tiba-tiba Sandra ingin melihat ke Dania dan Alin yang sedang memasak. Sandra pun berdiri dan bergegas menuju tempat masak. Tiba-tiba Sandra menarik spatula yang sedang di pegang oleh Dania, tujuan Sandra yaitu ingin meringankan mereka memasak, dan mencari perhatian laki-laki kelompoknya.

Namun hal yang tidak di inginkan terjadi, tempat penggorengan tersebut terjatuh minyak panas pun terkena tangan Dania. Sandra disitu hanya berdiri dan kaget sambil teriak.
"Kenapa kamu gak hati-hati sih Dania!!" Teriak Sandra. Dania hanya menahan rasa sakit di tangannya. Dan tidak mendengarkan celoteh Sandra.
"Radea, sini Deee, Dania De..!!" Teriak Alin. Radea yang mendengar teriakan Alin bergegas berdiri dan menuju Alin disusul oleh Tara dan Keisya.
"Kenapa lin??!" Tanya Radea, sambil kaget melihat Dania yang sedang duduk di bawah memegang tangannya yang memerah.
"Tangan Dania kena minyak panas Dee.." Jawab Alin gugup.
"Tara, Keisya, bawa kotak P3K di tas aku!" Teriak Radea.
"Kenapa bisa kayak gini Dan?" Tanya Radea sambil memegang tangan Dania dan membasuh tangannya dengan air dingin.
"Hmmm, tadi Sandra langsung tarik spatula yang Dania pegang, tiba-tiba katelnya jatuh tersenggol dan mengenai tangan Dania saat Dania mau menahannya!" Jawab Alin.
"Kenapa pake di tahan segala, kalo jatuh ya jatuh!" Ucap Radea marah.
"Sayang nanti daging yang kamu bawa tumpah semua." Jawab Dania menahan sakitnya.
"Pilih mana tangan kamu atau daging?" Tanya Radea kesal.
Dania hanya terdiam menahan perih tangannya karena melepuh. Alin merangkul Dania dari belakang, kemudian Keisya dan Tara datang dengan tergesa-gesa membawa kotak P3K, Radea mengambilnya dengan cepat, dan segera mengeluarkan obat-obatan yang di perlukan.
"Ini gak bakal sakit, obatnya dingin, biar kulit tangan kamu gak makin melepuh." Ucap Radea sambil mengobati tangan Dania.
"Sabar ya Dan, ini semua karena kamu sih Sand, kamu cuma ingin terlihat baik kan masak kaya gitu?" Tanya Alin dengan kalimat menyindir.
"Dania nya aja yang ga hati-hati, masa kayak gitu aja bisa jatuh!!" Ucap Sandra.
"Setidaknya kamu minta maaf San.!" Ucap Alin.
"Sorry Dania.!" Sandra pun meminta maaf dengan nada marah dan segera pergi menjauh.
"Biar aku yang kejar Sandra, kalian disini aja." Ucap Tara.
"Iya bro, sorry tolong ajak balik lagi Sandra kesini ya!" Ucap Radea sambil mengobati tangan Dania.
"Sip.." Tara pun mengejar Sandra. 
 Setelah selesai Radea mengobati tangan Dania, Radea dan Keisya mengambil alih menjadi memasak, sedangkan Dania dan Alin di biarkan untuk beristirahat.
"Sorry ya, jadi kalian yang masak, itu kan tugasnya cewek." Ucap Dania.
"Udah istirahat aja!"Ucap Radea.
"Santai aja Dan, yakin ke kita, kalo kita berdua bisa masak." Ucap Keisya.
"Iya kita percaya kalian kok.!" Ucap Alin. 
Alin dan Daniapun segera menuju tenda besar milik mereka, dan duduk disana berdua, Keisya dan Radeapun mulai memasak, sedangkan Tara masih membujuk Sandra agar dia tidak terlalu emosi di luar kawasan perkemahan. Setelah menunggu beberapa waktu, Radea dan Keisyapun datang dengan membawa hidangan ke tenda dimana Dania dan Alin berada, Alin pun membantu menyiapkan peralatan makan. Tara dan Sandrapun menghampiri mereka, pertanda Tara bisa membujuk Sandra yang marah.
"Sorry, kita masak seadanya, yang penting malam ini kita gak kedinginan, lihat kelompok lain sudah mulai makan, baiknya kita makan aja sekarang." Saran Radea.
"Okeeeyyy" Ucap Tara sambil teriak dan membawa piring.
"Dania, kamu bisa makannya?" Tanya Radea.
"Bisa kok De, tangan kanan ini melepuhnya tidak sebanyak yang kiri." Ucap Dania.
"Okey kalo gitu." Jawab Radea. 
 Merekapun mulai makan malam, Sandra yang mulanya malu-malu pun ikut makan, suasana kembali seperti semula, perlahan-lahan lauk makanan habis, cuaca semakin malam semakin dingin, angin menghembus menusuk tulang.
"Lin, Dan, San, semuanya udah aku cuciin, makanan sisa udah aku buang, dan yang lain sudah aku rapiin, kalian sekarang tidur karena kita semakin malam akan semakin dingin." Ucap Radea.
"Iya, kalian jaga barang kalian, tenda usahakan di tutup ya." Ucap Tara.
"Tangan kamu jangan kena basah dulu ya Dan, biar cepat kering lukanya." Ucap Keisya.
"Oh iya makasih ya De, Kei, Tara.. kita disini gak akan kenapa-kenapa kok." Ucap Dania.
"Yakin?" Celetuk Sandra.
"Udah San, mendingan kamu tidur deh udah malam!" Ucap Alin. 
Sandrapun masuk ke dalam tenda lebih dulu, Keisya, Tara dan Radea pun segera kembali ke tenda mereka, cuma Alin melihat ada hal yang aneh pada Dania, sejak tadi Dania menggaruk-garuk badan dan kakinya, seolah khawatir Alin segera bertanya kepada Dania.
"Dan, kenapa?" Tanya Alin.
"Hmm, ini gatal Lin, biasa aku alergi dingin, jadi gatal kayak gini." Ucap Dania sambil menggaruk tangannya.
"Ya ampun, yaudah mana obatnya? aku ambilin ya?" Ucap Alin.
"Iya Lin, ada di kantung luar tas ransel aku, tolong ya." Ucap Dania.
"Iya Dan, santai aja."Ucap Alin sambil bergegas mengambil obat. Tidak lama Alin datang dan membawa obat.
"Ini Dan, aku udah ambilkan air juga untuk kamu," Ucap Alin sambil menyerahkan obat dan air minum.
"Iya makasih ya Lin." Ucap Dania. 
Sambil meminum obat tidak lama Radea kembali mendekati Alin dan Dania, melihat Dania dan Alin masih di luar tenda, Radea keheranan, khawatir terjadi sesuatu.
"Ada apa ini? kenapa kalian masih di luar?" Tanya Radea.
Dania dan Alin pun kaget, karena Radea muncul dari tempat yang gelap, sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.
"Ini, De, Dania alergi dingin dia." Ucap Alin.
"Serius Dan? Apa yang di rasa? Udah minum obatnya?" Tanya Radea.
"Ngga kenapa-kenapa kok, cuma gatal aja, sudah aku minum kok." Jawab Dania.
"Yaudah habis minum obatnya, kalian masuk ya." Ucap Radea.
"Iya De, eh ngapain kamu balik lagi kesini? jadi ketua kok perhatian banget sama kita.. hhihi" Tanya Alin.
"Ini lin, senter aku ketinggalan disini, nih.." Ucap radea sambil mengambil senter yang tergeletak di depan tenda.
"Oh gitu, kirain.. Yaudah kita masuk ya.." Ucap Alin sambil merangkul Dania.
"Iya, yaudah masuk sana, eh iya Dan bentar. Ini. Buat kamu selama disini, hangat cukup untuk dua malam disini." Ucap Radea sambil memberikan jaket yang ia pakai dan di pasangkan ke pundak Dania.
"Loh De, jangan, jangan repot-repot. Jaket aku sudah cukup tebal." Jawab Dania melepas jaket Radea.
"Udah jangan di lepas, kalian semua disini tanggung jawab aku, aku masih ada persediaan jaket kok." Ucap Radea dan bergegas pergi dan menjauh.
"Hmm, yaudah Dan, Radea memang begitu, dia baik kok, sekarang kita masuk yuk, agar obatnya cepat bereaksi di badan kamu." Ucap Alin.
"Iya hayu Lin, makasih ya Dee." Jawab Dania.
Kemudian mereka semua tertidur, angin malam semakin menghembus kencang, gerimis kecil turun membuat suasana semakin dingin, waktu semakin pagi, udara semakin menusuk. Alin bangun lebih dulu, dia kaget karena melihat pintu tenda sudah terbuka lebar, Dania yang saat itu masih tertidur, Alin beri selimut di tubuhnya agar semakin hangat, namun Alin terheran karena Sandra sudah tidak ada di tenda.

Saat itu waktu menunjukkan pukul 5 pagi, semua peserta di bangunkan untuk sholat berjamaah. Alin pun segera membangunkan Dania.
"Dan, bangun, sudah pagi. Sandra tidak ada di tenda Dan.!" Ucap Alin membangunkan Dania.
"Iya Lin, sorry aku telat bangun ya?" Tanya Dania sambil merapikan rambutnya.
"Ngga kok, masih gelap, semua sedang persiapan sholat Dan, yuk kita siap-siap. Tapi ini gak ada Sandra.." Ucap Alin.
"Eh iya, sandra kemana?" Tanya Dania.
"justru itu aku gak tau Dan, mending kita sholat aja dulu yuk Dan?" Ajak Alin.
"Iya oke Lin." Ucap Dania. 
Sampai mereka selesai sholat pun Dania dan Alin tidak menemukan Sandra. Tidak lama Keisya menghampiri Alin dan Dania.
"Kenapa kalian? kok kaya yang bingung gitu." Tanya Keisya.
"Ini, Sandra gak ada." Jawab Alin.
"Wah harus aku laporin sama Radea dan Tara, siapa tau bisa bantu mencari." Ucap Keisya sambil berlari mencari Tara dan Radea.
"Iya tolong yaaaa Keeiii." Teriak Alin karena Keisya sudah menjauh.
Keisya dan Tara pun mulai mencari Sandra, Alin menemani Dania untuk mengobati dan mengganti perban luka tangannya Dania, sedangkan Radea sedang di panggil oleh Dosen karena sesaat lagi acara akan segera di mulai, sehingga hanya Tara yang membantu Keisya untuk mencari Sandra.
Tidak lama kemudian Sandra ditemukan di luar wilayah perkemahan, Sandrapun di tarik oleh Tara agar dia segera merapat ikut berkumpul dengan kelompoknya.

Ketika Sandra tiba bersama Keisya dan Tara, kemudian  Alin, dan Dania segera menghampiri Sandra, sama halnya dengan Radea ia pun langsung ikut berkumpul setelah sebelumnya di panggil oleh dosen.
Sandra pun terdiam, ketika semua teman di grupnya menatap dengan tajam, dimulai dengan Alin yang bertanya.
"Kemana aja San? ini sudah jam 7, 2 jam kamu tidak berada di camp." Tanya Alin. Namun Sandra masih terdiam.
"Jawab San.!" Ucap Tara.
"Kamu kemana saja San? Kamu cukup merepotkan aku." Ucap Radea, semua menatap ke arah Radea, termasuk Sandra.
"Hmm, aku..." Jawab Sandra dengan suara terbata-bata.
"Jadi gini De, Dan, Lin,aku temuin Sandra dia lagi ketemu temennya, temennya itu bawa mobil dan bawa makanan, Sandra ini sengaja kesana biar dia bisa makan makanan itu sendiri.!" Ucap Keisya.
"Bener kaya gitu San?" Tanya Dania.
"Udah deh, kamu ga usah ikut campur Dania." Ucap Sandra.
"Jawab pertanyaan Dania San!!" Ucap Radea.
"Iya Dee.. sorry." Jawab Sandra.
"Hmmmm, kamu itu yaaa,,!" Ucap Radea. 
Prrrrrrrrrrrrrrrriiiitttttt..... Bunyi peluit, pertanda seluruh peserta harap berkumpul. 
"Pembicaraan kita masih berlanjut nanti setelah acara hiking ini.!"Ucap Radea. 
Seluruh peserta pun segera berganti pakaian menggunakan pakaian olahraga, satu persatu mahasiswa di bagikan satu bibit pohon, untuk di tanamkan di tempat yang sudah di tentukan di peta perjalanan mereka. Setiap kelompok harus di bagi dua lagi, sehingga dalam perjalanan tersebut hanya terdapat tiga orang, Dania satu kelompok dengan Alin dan Sandra, sedangkan Radea bersama Keisya dan Tara. Setelah semua di berikan arahan, mereka berangkat bersama-sama, dengan peta yang berbeda pada masing-masing kelompok. 

Dania, Alin dan Sandra pun melakukan hal yang sama, setelah mereka membaca peta petunjuk perjalanan, meeka bertiga pun berangkat, entah apa yang ada dalam pikiran Sandra, dia selalu merasa benci apabila dia melihat Dania. Alin yang saat itu hanya menemani Dania karena keadaan tangan Dania belum pulih benar, tidak mempehatikan apa yang di rencanakan oleh Sandra. Mereka bertiga melewati hutan, sungai, dan rawa-rawa, setelah 30 menit berjalan, mereka pun menemukan lokasi yang sesuai dengan peta petunjuk, satu pohon sudah mereka tanam dan mereka melanjutkan perjalanan sesuai dengan perintah pada peta petunjuk. 

Di tempat yang berlainan, Radea, Keisya dan Tara pun sama sedang mencari tempat yang sesuai dengan peta petunjuk. Pohon yang sudah di tanam pun baru satu batang.

Setelah 3 jam melakukan kegiatan perjalanan, perlahan-lahan satu per satu kelompok datang berganrtian. Termasuk Radea, Keisya dan Tara. Namun ada beberapa kelompok lagi yang kembali termasuk kelompok Dania, Alin dan Sandra. Kelompok yang baru datang di biarkan beristirahat sambil menunggu kelompok lainnya, mereka bebas minum dan melakukan hal apapun.

Waktu sudah semakin petang, di tempat yang berbeda, Alin dan Dania berselisih dengan Sandra di hutan, mereka berbeda pendapat dengan arah yang di tunjukkan sesuai dengan peta petunjuk. Kompas yang digunakan mereka hilang karena terjatuh tak sengaja oleh Sandra, Dania memutuskan menentukan arah dengan melihat arah matahari dan Alin pun sependapat dengan Dania, namun Sandra yang saat itu sudah meluap emosinya, mulai terganggu dengan pendapat Dania. Tanpa sengaja mereka beradu debat, karena amarah Sandra sudah tidak dapat di tahan lagi, tangan Sandra tanpa sadar mendorong tubuh Dania ke belakang, Dania yang saat itu tidak mengetahui hal tersebut tidak bisa mengelak lagi, terjatuhlah Dania ke tempat yang jaraknya sekitar 10 meter ke bawah. Alin yang tersentak kaget dan takut akan keadaan Dania langsung menatap Sandra tajam, dengan memanggil nama Dania, saat Alin melihat ke bawah, Dania terlihat lemas tergeletak, pakaiannya kotor dan sobek karena menyangkut ke ranting-ranting pohon.
"Daniaaaaa........." Teriak Alin sambil menangis.
Saat itu Sandra duduk terdiam, tidak mampu berkata apa-apa.
"Ini semua karena salah kamu San!" Ucap Alin dengan nada tinggi.
Tapi Sandra pun tak mampu menjawab.
"Daniaa, jawab Dan....!" Ucap Alin memanggil Dania. 
Namun Dania tidak memberikan reaksi apapun, Alin yang saat itu bingung untuk menolong Dania, tidak bisa turun ke bawah karena tidak ada jalan menuju bawah, tempat itu terlalu curam jika Alin turun ke bawah. Alin terus menangis, Sandra hanya melamun karena merasa menyesal telah mendorong Dania. Tiba-tiba Sandra berdiri, tanpa melihat keadaan Dania.
"Ini bukan salah aku Lin, ini salah kalian!" Ucap Sandra sambil berlari entah kemana.
"hei Sandra, mau kemana kamu?!! kenapa kamu begitu jahat!" Ucap Alin sambil menangis dan lemas.
Saat itu Alin sangat takut dengan keadaan Dania ia enggan meninggalkan Dania karena takut ada hewan buas mendekatinya, hari sudah semakin gelap saat itu, Dania tidak juga memberikan reaksi sadar. Jauh di bawah sana, ternyata Dania masih sedikit tersadar namun karena merasa sakit yang tak tertahankan ia hanya mampu memanggil ibu nya, dan mengingat wajah seseorang yang selalu ada di kala Dania mendapat musibah, yaitu Dhika.

Di wilayah perkemahan, ternyata semua kelompok sudah berkumpul, tinggal kelompok Dania yang belum ada disana, Dosen pun selalu menanyai Radea tentang keadaan kelompoknya sudah kembali atau belum, Radea, Keisya dan Tara mulai khawatir, namun tidak lama, Sandra muncul dari kejauhan.
"Tuh Sandra udah dateng De, kamu tidak perlu khawatir!" Ucap Tara menenangkan Radea.
"Oh iya.." Ucap Keisya.
"Iya Tar, eh tapi bentar, kok Sandra datang sendiri?" Ucap radea sambil berdiri dan mendekati Sandra.
Saat itu Sandra tidak berbicara apa-apa, wajahnya pucat.
"Kamu sakit Sand?" Tanya Radea. Tidak lama Tara dan Keisya pun menghampiri Sandra.
"Untung kalian pulang selamat, Alin dan Dania mana Sand? tanya Tara. 
Sandra hanya terdiam, dan mulai menangis.
"Ayo cerita Sand ada apa?" tanya Radea tak sabar.
"Tadi Dania mendorong aku, aku gak sengaja balas mendorong Dania, Dania terjatuh ke tanah yang lebih rendah, tapi jaraknya cukup jauh. Ini bukan salah aku.." Ucap Sandra sambil melamun.
"Jatuh????" Tanya Tara, Keisya bersamaan.
"Terus mereka dimana sekarang?" Tanya Radea, sambil memegang tangan Sandra dengan kencang.
"Ada di hutan dekat dengan pos penanaman pohon kedua. " Ucap Sandra.
"Tara, tolong hubungi dosen dan telepon ambulan aku mau langsung cari Dania dan Alin." Ucap Radea tergesa-gesa khawatir.
Tanpa menunggu lagi Radea langsung berlari, Tara dan Keisya ikut panik mendengar hal tersebut. Tara langsung mengikuti perintah Radea. Sedangkan keisya ia langsung menyiapkan minum untuk Sandra. Setelah mereka mengerjakan tugasnya, Tara dan Keisyapun langsung menyusul Radea.

Di tengah hutan, hari sudah semakin gelap, Radea agak kesulitan mencari Dania dan Alin. Sejenak Radea terhenti sambil mencoba mengingat arah, karena saat itu Radea tidak memebawa peralatan apapun. Dari kejauhan terlihat cahaya lampu, rupanya Keisya dan Tara, mereka membawa tali dan jaket tebal untuk Alin dan Dania.
"Thanks ya, kalian udah nyusul kesini." Ucap Radea.
"Udah santay aja De, nih aku bawa air minum untuk kamu!" Ucap Keisya, dan radeapun langsung meminumnya.
"Yaudah yuk sebelum semakin malam, mereka kasian kalo kita lama disini.!" Ucap tara. 
Merekapun langsung melanjutkan, hari semakin gelap, terdengar suara wanita menangis, merekapun menocba menyoroti senter ke sekitar mereka. Alin yang saat itu menangisi dan menjaga Dania dari atas melihat ada seberkas cahaya disana, Alin langsung teriak minta tolong.
"Toloong, siapapun disana, tolong kami!" Ucap Alin dengan suara pelan karena lemah kedinginan.
 Di tempat berbeda.
"Kalian denger ga, ada yang minta tolong barusan?" Ucap Keisya.
" Itu, itu Alin, dia melambaikan tangannya!" Ucap Tara sambil menunjuk ke arah Alin. 
Radea pun langsung berlari dan Tara dan Keisya pun langsung menyusulnya. Setibanya di dekat Alin. Tara dan Keisya memberikan jaket dan minum untuk Alin. Sedangkan Alin saat itu sudah mulai lemas hanya  tangannya menunjuk ke arah di bawahnya, ya, itu adalah tempat dania terjauh.
"Kei, tolong kamu bantu ikat talinya cari batang pohon yang kuat, aku bakal ke bawah selamatin Dania.!" Ucap Radea.
"Okey De.." Jawab Keisya.
"Selamatin Dania De, dia anak baik." Ucap Alin sambil menangis lemas.
"Udah kamu tenang aja ya Lin, kamu istirahat!" Ucap Radea.
"Dee, aku sudah ikatkan talinya!" Ucap Keisya.
"Hati-hati De, itu tebing curam, aku ikatkan dua tali, untuk mengikat tubuh Dania, dan tubuh kamu, usahakan Dania jangan sampai terbentur batu ya De!" Ucap Keisya.
"Okey sip, serahin aja sama aku, Tara tolong kamu arahkan lampu senter terus ke bawah ya, aku khawatir ada hewan buas mendekati Dania.!" Ucap Radea sambil mengikatkan tali ke tubuhnya, dan mulai perlahan ke bawah.
"Iya siap De!" Jawab Tara. 
Tiba-tiba, ada yang datang ternyata seorang lelaki yang mereka tidak kenal.
"Biarkan saya yang selamatkan Dania." Ucap tegas lelaki tersebut. 
Dengan pergerakkan yang cepat dan lihai, lelaki itu mengikatkan tali ketubuhnya.
"Tolong siapapun kalian disini, jaga jangan sampai tali ini terlepas." Ucapnya dengan nada khawatir. 

Saat itu Radea dan yang lainnya mengangguk, tanda setuju.
Perlahan-lahan laki-laki tersebut turun kebawah, banyak ranting yang berduri, batu batu yang di injak rapuh, tangannya mulai terluka karena terkena tali yang ia pegang untuk menahan beban tubuhnya.
Setelah sampai di bawah, begitu sedihnya dia melihat Dania yang sudah tidak sadarkan diri, perlahan, dia mengikatkan tubuh Dania ke tali, dengan teknik yang benar agar tubuh Dania tidak sakit terkena ikatan tali.
"Aku udah ikat Dania disini, tolong bantu tarik tubuh Dania sekarang, aku bakal menjaga Dania dulu di bawah!" teriak lelaki tersebut.
"Okey!" Teriak Radea dari atas.  
Perlahan Radea dan Keisya menarik tali yang mengikat tubuh Dania, di atas sana Tara hanya mencoba untuk menenangkan Alin yang menangis kelelahan. Gelapnya suasana disana mengganggu penglihatan Radea dan Keisya yang mencoba menarik Dania, namun perlahan-lahan Dania akhirnya sampai ke atas, Tara yang langsung meraih tubuh Dania segera melepaskan tali yang ada di tubuhnya, Alin yang memberikan jaket pada Dania tak henti meneteskan air mata, tak lama laki-laki itu pun sampai di atas.
"Thanks yaa.!" Ucap Radea.
"Udah sekarang kita harus cepat bawa Dania ke wilayah kemah, supaya bisa di kasih pertolongan segera, sepertinya kepala Dania terbentur, jadi dia tidak sadarkan diri. Tolong, kamu lepas talinya ya." Ucap laki-laki tersebut meminta kepada Keisya.
"Oke" Jawab Tara dan Keisya bersamaan.
Sejenak wajah Radea memerah, seperti hendak marah.
"Sebenarnya kamu itu siapa?" Tanya Radea.
"Aku teman Dania." Jawab lelaki itu. 
Dengan sigap, lelaki tersebut menggendong Dania, namun Radea mencoba melarangnya.
"Untuk apa kamu menggendong Dania? Biarkan saja saya, karena saya adalah temannya." Ucap Radea marah. 
Namun lelaki itu hanya melihat Radea dengan wajah dingin, dan dia tetap saja menggendong Dania, meskipun sudah terlihat lelah di wajahnya. Merekapun segera pergi menuju perkemahan. Namun Radea tetap melarangnya. Dan laki-laki itu angkat bicara.
"Dari pertama kali saya melihat kamu, kamu bukan sosok ketua kelompok yang bisa menjaga teman seanggotanya!" Jawab laki-laki tersebut.
Radea yang terheran mendengar ucapan tersebut, menerka, sepertinya lelaki ini telah memperhatikannya dari awal mereka tiba di tempat berkemah tersebut.
Entah apa yang ada di diri Radea, ia nampak tak terlihat kelelahan, Alin, Tara dan Keisya, belum pernah melihat Radea seperti itu, sambil memperhatikan lelaki tersebut menggendong Dania, Radea menangis karena khawatir. Radea pun mencoba mengejar lelaki yang menggendong Dania karena dia sudah jauh di depan.
"Mau tukeran? kamu pasti cape!"Tanya Radea.
"Ngga usah, terimakasih.." Ucap lelaki tersebut sambil berjalan jauh.
Radeapun berhenti melangkah, Alin dan teman-temannya berjalan cepat agar menghampiri Radea.
"Kenapa kamu sampai sedih seperti itu De?" Tanya Alin.
"Kita semua pasti merasa takut, apalagi aku ketua kelompok kalian." Ucap Radea.
"Hmmm.. jujur Dee"Alin menghela nafas.
"Dania teman masa kecil ku dulu Lin, kita sering main bersama, aku sudah tau dari awal dia masuk kuliah dan satu fakultas, mungkin Dania melupakan aku, tapi aku tidak melupakan dia, aku cukup memperhatikannya saja dari jauh. Saat umur 6 tahun aku pindah rumah dan belum pernah menghubungi Dania, jadi sudah lama tidak bertemu dengan Dania. Dania anak periang dan tomboy, aku tidak pernah khawatir dengan keadaannya, tapi ketika melihat dia seperti ini, begitu sakit melihatnya." Ucap Radea.
"Hmm, kenapa kamu gak bilang dari awal agar dia mengenalmu?" Tanya Alin.
"Untuk apa, saat ini aku hanya ingin menjaga Dania tanpa sepengetahuannya.!" Ucap Radea. 
Mendengar cerita Radea semua terdiam, tak terasa mereka sebentar lagi sampai, terlihat dari jauh dosen dan teman-teman sudah menantinya, dokterpun sudah siap memeriksa Dania dan Alin disana. Kedatangan mereka di sambut dengan di perhatikan oleh semua peserta, Lelaki itu pun segera menyerahkan Dania ke para perawat dan dokter yang sudah bersiap memeriksanya.
"Tolong selamatkan Dania ya Dok!" Ucap lelaki tersebut. 
Dania pun di masukkan ke dalam tenda kesehatan, termasuk Alin yang memerlukan pertolongan karena tubuhnya sudah cukup kedinginan.

Setelah menyerahkan pada dokter, lelaki tersebut mencoba untuk istirahat, semua mahasiswa perempuan menghampiri lelaki tersebut,memberikannya minuman dan sedikit cemilan.
"Kamu kenal De siapa dia yang menyelamatkan Dania?" Tanya Tara.
"Ngga, ngga kenal sama sekali!" jawab Radea.
"Kenapa mereka semua seolah mengenal dia ya?" Tanya Keisya, sambil menunjuk ke arah lelaki tersebut yang sedang di hampiri banyak mahasiswi.
"Entahlah.." Jawab Radea.
Radea, Tara dan Keisya pun duduk menunggu di samping tenda kesehatan, mereka di berikan minuman yang hangat untuk menghangatkan tubuh oleh Dosen.

Dari kejauhan nampak Sandra memperhatikan ke arah Radea dan teman-temannya, rasa enggan menghampiri Radea, Sandra mencoba menghindari Radea dan teman kelompoknya.  Radea yang sadar di perhatikan oleh Sandra, hanya menatap tajam ke arah Sandra, dia tak mampu mengucapkan kalimat apapun sebelum Dania tersadar.
"De, apa kamu yakin, kalo Dania mendorong Sandra?" tanya Tara.
"Ngga tau Tar, sebelum Dania sadar dan Alin pulih, aku tidak mau mengambil kesimpulan siapa yang salah." Ucap Radea.   
Hari sudah malam, acara api unggun pada malam terakhir tetap dilaksanakan, hampir semua kelompok menyiapkan  makan malamnya, namun tidak dengan kelompok Radea, teman-teman yang lainpun berbaik hati membagi makanannya pada Radea dan yang lainnya. Tiba-tiba dokter menghampiri Radea.
"Ada apa dok?" Tanya Radea cemas.
"Dania sudah sadar, dia sudah bisa di ajak interaksi, namun tangan kirinya terkilir, selebihnya tidak terdapat gangguan apapun di kepalanya, hanya sedikit luka di bagian kening." Ucap dokter .
"Terimakasih dok, saya dan teman saya akan ke tenda kesehatan sekarang." Ucap Radea. 
Merekapun langsung masuk ke tenda kesehatan. Melihat keadaan Dania yang sedang terbaring sambil mengobrol dengan Alin, perasaan Radea, Tara dan Keisya mulai tenang.
"Gimana Dan, apa yang di rasa?" Tanya Radea sambil menghampiri Dania.
"Thanks ya De, aku udah denger pengorbanan kamu hari ini, seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja." Jawab Dania.
"Bukan Radea aja, aku dan Keisya juga!" Ucap Tara. Mereka pun tertawa kecil.
"Dan, aku udah kuat sekarang? bisa ceritain gimana kejadiannya, kamu bisa terjatuh ke tempat jauh di bawah kamu itu?" Tanya Keisya.
"Hmm, Iya kuat kok." Ucap Dania.  
Setelah mendengarkan penjelasan Dania dan Alin, Radea, Keisya dan Tara cukup tercengang mendengar cerita yang sebenarnya terjadi. Namun Dania meminta tidak ingin perpanjang masalah ini, sehingga Radea, Keisya dan Tara, semakin di buat kesal dengan sikap Dania yang seperti itu. Namun Dania meyakinkan bahwa dirinya tidak apa-apa, meskipun demikian Dosen akan tetap memberikan sanksi kepada Sandra setelah mendengar kejadian tersebut.
"Oh iya Dan, tadi itu ada lelaki yang menyelamatkan kamu, yang menggendong kamu dari tengah hutan sampai kesini, sepertinya dia sangat peduli sama kamu, sekarang dia nunggu di luar, dia belum tahu kalo kamu sudah sadar." Ucap Tara.
"Lelaki? siapa? jadi yang di ceritakan Alin orang yang menyelamatkan aku tadi itu, bukan Radea?" Tanya Dania.
"Bukan, Dan. Bukan aku.. Sorry aku ga bisa jadi ketua kelompok yang baik." Ucap Radea lemas.
"Sebentar, aku panggil dulu orangnya!" Ucap Keisya.
 Saat melihat keluar, ternyata lelaki tersebut sudah tidak ada disana, entah kemana, lalu Keisya kembali ke tenda kesehatan.
"Ngga ada, orangnya sudah pergi." Ucap Keisya. 
Dania yang saat itu kebingungan, entah mengapa pikirannya hanya tertuju pada Dhika, orang yang selalu membuatnya aman, namun dia menepis pikirannya karena merasa tidak mungkin jika Dhika bisa datang ke tempat sejauh ini.

Hari semakin malam, mereka memutuskan untuk tidur menemani Dania dan Alin, Alin dan Dania tidur di atas kasur, sedangkan Radea, Tara dan Keisya tidur di Sleeping Bag  milik mereka di tanah.
Keesokan harinya, setelah melaksanakan sholat Shubuh, semua peserta di biarkan untuk membereskan perlengkapannya, karena hari ini adalah hari terakhir mereka berkemah.

Saat itu, peralatan Alin dan Dania di bereskan  oleh Radea, Tara dan Keisya, saat itu Sandra ada disana, namun mereka tidak saling menegur sapa.
Tiba-tiba terlihat Alin sedang berjalan, mendekati Radea.
"De, Dania mau bicara sama kamu, dia masih di tenda kesehatan!" Ucap Alin.
"Okey Lin, thanks ya.!" Ucap Radea. Sambil berjalan menuju tenda kesehatan. Sesampainya Radea di tenda kesehatan.
"Gimana Dan keadaan kamu?" Tanya Radea.
"Udah mendingan kok, hanya sakit saja di bagian kepala saja. De, sebenarnya aku mau nanya, kamu itu siapa?" Tanya Dania. 
Radeapun terdiam, tidak menjawab pertanyaan Dania. Radea khawatir bahwa Dania mendengar ucapan Radea saat di gendong kemarin.
"Aku hanya merasa tidak asing saja melihat kamu De. Sekali lagi makasih banyak, jika tidak ada kamu kemarin, mungkin aku tidak akan ada disini sekarang.!" Ucap Dania.
"Oh... Aku ini teman kuliah kamu, seperti yang lainnya Dan, iya sama-sama, yang penting kamu sehat ya. Oh iya Dan, nanti biar kamu pulang sama aku aja, nanti aku yang antar" Ucap radea dengan nada tenang.
"Tidak apa-apa, jangan merepotkan seperti itu Radea, aku bisa pulang sendiri!" Jawab Dania.
Tidak lama, Dosen menghampiri tenda.
"Dania? bagaimana keadaanmu? ini ada yang mencari kamu nak. " Ucap ibu Rose dosennya.
"Baik bu... Siapa bu? Biarkan saja dia masuk.." Jawab Dania.
Tiba-tiba Radea kaget melihat lelaki yang menyelamatkan Dania tadi malam datang ke tenda kesehatan, sama hal nya dengan Dania yang kaget melihat sosok yang sama, ya, Dhika, orang yang selalu menjaganya selama ini.
"Kak Dhika?" Tanya Dania.
"Semalam kakak dapat kabar dari ibu dan Mas Ridwan, kakak khawatir, jadi kakak datang kesini untuk menjemput De Nia. Kamu gak kenapa-kenapa kan De?" Ucap Dhika khawatir.
Saat itu Radea hanya ke heranan, mengapa seolah-olah Dhika tidak ingin Dania mengetahui bahwa Dhika lah yang menyelamatkan Dania.
"Ngga kenapa-kenapa kok kak, oh iya kak, ini kenalin temen aku, namanya Radea, dia yang menyelematkan aku kak.!" Ucap Dania.
"Oh ini, kenalkan, saya Dhika, teman Dania, terimakasih ya Radea, kamu sudah menyelamatkan Dania, saya sudah berhutang jasa kepada kamu, mungkin lain waktu kita bisa ngopi bareng?" Ajak Dhika. 
Radea bertambah heran, ia cukup meyakini bahwa lelaki itu adalah lelaki yang semalam menyelamatkan Dania, sikap dia yang sangat tenang terlihat berbeda dengan sikap khawatirnya tadi malam.
"Oh begitu, ya, saya Radea, iya mungkin bisa di lain waktu." Jawab Radea dengan nada pelan.
"Ya sudah, de kita langsung pulang yuk, kakak udah izin tadi pada dosen De Nia" Ajak Dhika.
"Kalo begitu, biar saya bawa tas dan perlengkapan Dania di tenda." Ucap Radea.
"Terimakasih De." Jawab Dhika. 
Radea pun keluar tenda kesehatan sambil berjalan perlahan, sepetinya Radea tidak asing melihat wajah Dhika, entah mengapa tubuh Radea terasa lemas, setiba di tempat mengambil tas Dania, Alin memperhatikan Radea.
"Dania mana De? itu tas Dania mau di bawa kemana?" Tanya Alin.
"Dania di jemput oleh temannya, temannya itu yang semalam menyelamatkannya. Sekarang aku mau bawakan tas Dania, karena Dania akan langsung pulang." Jawab Radea.
"Yang menyelamatkan Dania semalam? ya sudah aku bantu ya De, sekalian melihat keadaan Dania." Ucap Alin, mereka pun berjalan dan menuju mobil Dhika. Ketika melihat Dhika, Alin teringat sesuatu.
"Hmmmm, De, sekarang aku mulai ingat siapa yang menolong Dania semalam, dia itu Dhika!" Ucap Alin, sambil mencoba mengingat siapa Dhika tersebut.
"Iya betul, namanya Dhika! kamu tau Lin siapa? tadi malam hampir semua mahasiswi berbaik hati menawarkan minum dan makanan pada dia" Tanya Radea.
"Iya lah De, dia itu personil band Diamond, yang pernah tampil di kampus kita De!" Ucap Alin.
"Band? Sepertinya kau tidak tau Lin..." Jawab Radea lemas.

Sesampainya Alin dan Radea disana, mereka langsung menyerahkan tas dan perlengkapan Dania untuk di masukkan ke dalam mobil.
"Seru ya Dan, aku baru mengalami hal seperti ini, melihat teman sendiri di selamatkan oleh orang yang cukup terkenal, seneng banget rasanya!" Ucap Alin berlebihan sambil menatap Dhika dan Dania.
"Siapa yang menyelamatkan aku?" Ucap Dania sambil wajah bingung. Tiba-tiba Dania tersenyum, dia meyakini sepertinya betul dengan perasaannya, bahwa yang menyelamatkan Dania semalam adalah Dhika.
"Loh kamu gak tau? tanya Alin heran.
"Duh, Lin, kasian mereka mau pergi tuh." Ucap Radea.
Dania dan Alin pun bersalaman, berbeda dengan Dhika, ketika Alin hendak bersalaman, sempat-sempatnya Alin mengajak foto bersama dengan Dhika, karena menurutnya itu adalah momen langka.

Setelah berpamitan, Dania dan Dhika segera masuk ke dalam mobil, dan meninggalkan tempat perkemahan.
Radea hanya bisa menatap dengan pandangan kosong.
"Sebenarnya Dania tidak tau bahwa yang menyelamatkan dia adalah Dhika." Ucap radea.
"Loh kok bisa?" JawabAlin.
"Entah lah." Ucap Radea.
"De, kenapa kamu tidak jujur saja pada Dania bahwa kamu teman kecilnya dulu?" Tanya Alin.
"Biarlah waktu yang menjawab." Jawab Radea.
"Kamu cemburu ya? hhehe" Tanya Alin dengan tertawa sambil pergi menjauh.
"Heeii mau kemana Lin!! enak saja, aku tidak cemburu!" Jawab Radea. 
Akhirnya acara perkemahan pun selesai, semua peserta memasuki bus satu persatu dan kembali ke kampus.

Selama perjalanan pulang Radea terus memikirkan Dania. Di tempat berbeda, Dania yang sedang di perjalanan pulang merasa tenang bahwa dirinya kini sudah di dekat Dhika.
"De, sepertinya kakak tidak asing melihat wajah temanmu tadi!" Ucap Dhika.
"Dania juga sama kak, tapi itu hanya temanku ka.. Sama seperti kakak dan lainnya." Jawab Dania.
"Oh begitu.. ya sudah De Nia tidur sekarang, pasti sangat melelahkan kemarin." Ucap Dhika.
"Iya kak..Kakak juga pasti lelah kemarin menyelamatkan Dania.." Ucap Dania sambil matanya terpejam.
"Menyelamatkan Dania?" Ucap Dhika sedikit kaget.
"Udah deh kak, jangan bohong, baju kakak kotor semua...." Jawab Dania.
"Oh ini, tadi kakak jatuh.." Jawab Dhika mengelak.
"Hmmm, mulai berbohong.." Gumam Dania kesal.
"Sudah sana tidduuuuurr.." Ucap Dhika. 
Tidak lama dari itu, Dania pun tertidur, hingga tiba di depan rumahnya. Semua keluarga Dania menanti khawatir kehadiran Dania, karena mendengar kabar dari dosennya Dania mengalami musibah, semalaman ibu, bapak dan kakak Dania Mas Ridwan, mengkhawatirkan Dania. Setelah mengantarkan Dania, Dhika pun kembali ke rumahnya.

Tidak lama Dhika pergi, Dania pun segera beristirahat di kamarnya, ketika mengaktifkan ponselnya, Dania keheranan, karena di antara banyaknya nomor Dhika yang menelepon Dania, terselip nomor yang ia tidak kenal, ternyata itu nomor Radea, Radea mengirimi Dania pesan, entah dapat dari mana nomor nya Dania, yang jelas bunyi pesannya tersebut.

Dania, bagaimana keadaan kamu? Aku khawatir....





Bersambung....












Comments

Popular Posts