Diary Alenna - Hijrah Merah Jambu (Episode - 5)
Tadi pagi Konferensi Pers Alga ramai di TV, pernyataan yang mengejutkan ketika ia bicara bahwa aku adalah pacarnya membuat ponselku terus dihujani pertanyaan oleh teman-teman. Seorang Alga yang dikagumi banyak orang, membuat pernyataan seperti itu, otomatis mengecewakan para penggemarnya.
Nanti sore, aku akan bertemu Alga, entah apa yang akan ia katakan, terakhir kali dia menghubungi ku saat tadi pagi setelah melihat siaran Pers, tadi Alga langsung menghubungiku, dan mengajak aku bertemu nanti sore, saat itu aku masih terkejut atas pertanyaannya jadi ku jawab langsung iya. Melupakan bahwa kemarin aku dan dia masih memiliki masalah.
Waktu yang tidak dinanti malah terasa begitu cepat, sudah pukul 4 sore saja. Dan Alga menjemputku di depan rumah. Aku masuk ke dalam mobil dan langsung menuju tempat tujuan.
Alga mengajak ku ke Jimbaran, melihat suasana sunset ditepi pantai, sepanjang jalan tadi kita hanya terdiam, dan saat duduk di pinggir pantai, ia langsung memulai pembicaraan.
"Al.." Panggil Alga.
"Ya?" Jawabku.
"Sudah lihat pernyataan tadi pagi?" Tanya Alga.
"Hmm, ya.. sudah.." Jawabku.
"Lalu, apa jawabanmu?" Tanya Alga.
"Jawaban? Bukankah itu sebuah pernyataan?!" Ucapku.
"Itu memang adalah pernyataan untuk semua pers, tapi untuk kamu itu adalah pertanyaan. Ini adalah sunset terakhir kamu disini. Bukankah kamu akan melanjutkan petualanganmu itu?" Tanya Alga.
Ya, karena aku harus melanjutkan petualanganku, jadi kamu pasti tahu jawabannya." Ucapku.
"Hmmm, ya.. aku tahu jawabannya, mana mungkin seorang Alenna bisa menerimaku." Ucapnya sambil memainkan pasir pantai.
"Pemikiran bodoh." Jawabku.
Saat itu aku melihat Alga berhenti menggerakan tangannya. Dan menatapku.
"Maksud kamu?" Tanya Alga.
"Hmm.. Aku tidak terlalu banyak memikirkan soal pacaran. Bagiku, itu hanya membuang waktu. Awalnya, aku memang suka sama kamu. Tapi..." Ucapku terhenti.
"Tapi kenapa Al?" Tanya Alga.
"Aku mau pakai jilbab Al, aku muslim, dan aku ingin....." Ucapku terhenti lagi.
"Stop, jadi kamu muslim?" Tanya Alga.
"Iya..kenapa?" Jawabku.
"Syukurlah. Ngga kenapa-kenapa. Kamu tahu gak, awalnya aku kira kamu bukan muslim, karena selama ini aku dikelilingi oleh teman-teman non muslim. Makanya kenapa selama ini aku menghindari kamu, tapi semakin aku menghindari kamu, aku malah semakin..." Jawaban Alga terhenti.
"Semakin...?" Tanyaku.
"Semakin rindu kamu Al. Apalagi semenjak kejadian sebelumnya saat tahu kamu ditampar Rere. Aku sudah habis sabar dan...Aku adakan jumpa pers supaya kamu tidak bertambah beban." Ucap Alga.
"Pemikiran bodoh." Ucapku.
"Kok bodoh terus?" Tanya Alga.
"Memang dengan kamu buat pernyataan seperti itu tidak menambah beban?" Tanyaku.
"Iya, maafkan aku Al." Jawab Alga.
"Ya sudah, lagi pula udah berlalu, bukankah kamu yang mengingatkan bahwa harus cepat melupakan masa lalu?" Ucapku sambil tersenyum.
"Sebaiknya besok aku harus buat pernyataan baru, bahwa pernyataan tadi pagi salah." Ucap Alga.
"Terus kamu mau bilang apa?" Tanyaku penasaran.
"Ya bilang kamu adalah calon istri aku." Ucap Alga sambil tertawa.
"Mulai deh." Ucapku sambil memandangi matahari yang akan terbenam.
"Al, aku senang deh saat kamu bilang kamu mau pakai jilbab." Ucap Alga yang buat aku jadi tersenyum dan tersipu.
"Senang kenapa?" Jawabku pura-pura tidak tahu.
"Wanita muslim yang pakai jilbab kan berarti wanita yang paham dan pintar soal agamanya." Jawabnya.
"Laki-laki muslim yang pintar juga tidak akan mengajak pacaran, apalagi kalau memaksakan berbeda agama. Bagaimana jika aku memang berbeda?" Ucapku.
"Iya-iya, aku minta maaf, maaf sekali lagi membuat kamu merasa tidak terhormat." Ucapnya.
"Dimaafkan, asal kita jadi makan." Ucapku sambil tertawa.
"Ah, kamu ini makaan saja." Ucap Alga.
Dan aku hanya tersenyum.
"Al, usiamu berapa?" Tanya Alga.
"Penasaran banget ga?" Tanyaku.
"Ah, tidak." Ucap Alga sambil berdiri dan berjalan.
"Umurku 22 tahun." Ucapku sambil berdiri dan teriak ke arah Alga.
"2 tahun lagi, aku akan menemani petualangan kamu, orang tua kamu pasti setuju." Ucap Alga bicara padaku.
"Sekarang saja?!" Tantangku.
"Okay, besok sore saat kamu pulang, aku pasti sudah lebih dulu menemui orang tuamu." Ucap Alga.
"Ah, pemikiran bodoh lagi, ayah kira nanti aku melakukan sesuatu jika kamu tiba-tiba datang dan ajak aku menikah!" Ucapku sambil berlari.
"Al tunggu, tempat makannya disana!!!! jangan lari." Teriak Alga yang melihatku lari semakin jauh dari tempat makan yang sudah ia booking sebelumnya.
Selesai makan malam, kami pun memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar karena besok aku harus sudah kembali. Kita pergi ke pasar malam, disana banyak yang berjualan. Entah kemana perginya Alga, aku dibiarkan sndiri berjalan menyusuri tiap orang yang berjualan. Tiba-tiba Alga menghampiriku dan memberikan jaketnya agar aku memakainya. Setelah aku memakainya, Alga bertanya padaku.
"Mau mulai kapan pakai jilbab?" Tanya Alga.
"Secepatnya." Jawabku.
"Baiklah kalau begitu. Ini, aku ingin Alenna pakai ini, setelah Alenna pakai ini, akan aku pastikan bahwa aku tidak akan dekat-dekat Alenna lagi selain untuk mengajak menikah." Ucapnya sambil memberikan jilbab merah jambu.
"A.. Apa-apaan ini.. Hmm.. Terimakasih.." Ucapku sambil menerima jilbab merah jambu darinya.
Entah harus senang dan sedih mendengar pernyataan darinya, tapi Alga adalah orang terbaik dan paling pengertian selama aku mengenalnya.
"Kenapa diam Al" Tanya Alga.
"Ngga kenapa-kenapa, kamu ngga salah bilang bakal jauhin aku?" Tanyaku.
"Ngga lah, lagi pula aku menjauhimu karena aku ingin memperbaiki diri juga, aku akan membenahi semua kegiatanku, sebelum aku menjadi suami kamu nanti, aku ingin menjadi aktor yang bisa memotivasi orang dengan agama, apa lagi dengan akting ku dengan lawan jenis yang bukan mukhrimku, kasian nanti calon istriku cemburu." Ucap Alga menyindirku.
"Bentar deh, emang aku bilang mau jadi istri kamu ya?" Tanyaku.
"Memang kamu jawab gamau?" Tanya Alga.
"Hmmm.. bukan gitu.." Ucapku semakin tidak terarah.
"Ya sudah yuk pulang, kemalaman, kamu kan harus siap-siap pulang besok." Ucap Alga.
"Okay." Jawabku.
Itu adalah malam terakhir rambutku masih terlihat oleh Alga, esoknya aku berangkat menuju bandara menggunakan jilbab pemberian Alga kemarin malam. Entah kenapa rasanya saat terbangun di pagi hari, yang aku ingat adalah jilbab darinya.
Setelah mandi dan bersiap tadi pagi, ku pakai jilbab dari Alga, awalnya aku bingung mau ku apakan, bagaimana cara pakainya, dan melipatnya dengan benar saja aku tidak tahu, aku coba cari cara di youtube dan benar saja banyak contoh cara pakainya.
Setelah ku pakai ternyata nyaman, dan tidak membuatku gerah. Sejak saat itu aku mulai mantap untuk memperbaiki diriku, mungkin tidak cepat dan tidak banyak perubahannya, tapi bisa aku yakinkan pasti berubah lebih baik meski perlahan.
Tidak terasa berjam-jam aku latihan menggunakan jilbab, dan waktuku sudah habis, aku pun berangkat menuju bandara di antar supir, pesawatku berangkat pukul 5 sore, Alga bilang setelah ia latihan seluncur ia akan menyusul ke bandara.
Sesampainya di bandara, aku menunggu Alga, sudah jam 4, Alga belum juga datang. Dan tiba-tiba ada yang memberikan boneka dari arah belakang, boneka beruang coklat.
"Tadaaaa. Buat kamu." Ucap Alga sambil menggunakan masker agar tidak terlihat siapapun.
"Loh, kamu ngga kaget aku pakai jilbab, gimana, rapi ga? cantik?" Tanyaku sambil menerima bonekanya.
"Aku sudah bisa membayangkan kamu pakai jilbab dan benar saja, aku tidak salah orang, hehe. Pakai jilbab itu jangan hanya pikirkan cantiknya, tapi niatnya! Itu sih yang aku lihat videonya tadi pagi." Ucap Alga.
"Video apa?" Tanyaku.
"Video ceramah yang terkenal, yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadits tentunya." Ucap Alga.
"Wah, kamu belajar keras ya." Ucapku.
"Untuk jadi suami seseoang yang cerdas, aku harus lebih cerdas ilmunya, apalagi ilmu agamanya." Ucap Alga sambil tersenyum.
"Hmmm, Alga...." Ucapku sambil meneteskan air mata.
"Kenapa nangis?" Tanya Alga.
"Ngga tahu, padahal aku belum pernah menangis di depan siapapun selain keluargaku, dan kamu orang pertama yang melihatku menangis. Alga, semoga kita bisa bertemu lagi." Ucapku.
"Pasti, kita pasti ketemu, yuk sudah jam segini kamu harus segera masuk." Ucap Alga.
Algapun mengantarkan aku sampai gerbang pemberangkatan.
"Sampai jumpa Alenna. next trip kemana?" Ucap Alga.
"Okay. Sampai jumpa Al.. Tujuan selanjutnya Korea Selatan" Ucapku melambaikan tangan dan pergi.
"Al.. Assalamu'alaikum" Ucap Alga sambil tersenyum.
"Oh iya... Assalamu'alaikum Al." Ucapku sambil menahan tangis.
"Wa'alaikum salam. Hati-hati. Beri kabar jika sudah sampai. Aku pasti akan menemukan kamu di Korea Selatan" Ucapnya.
"Aku tunggu." Jawabku.
Akupun segera masuk ke dalam pesawat dan, segera kembali untuk melanjutkan petualanganku. Sesampainya di rumah, orangtuaku menyambutku, namun ada hal yang tidak biasa, setelah aku memberi kabar pada Alga, Alga hanya memberi ikon tersenyum dan tidak ada kabar lagi.
Ya, kira-kira sejak aku sampai, satu tahun sudah Alga tidak memberikan lagi kabarnya. Kabarnya di media sosialpun sudah tidak ada lagi.
Comments
Post a Comment