Rain - Photograph (Episode ke - 11)
"Wait for me to come home"
"Wait for me to come home"
"Wait for me to come home"
Azzam mendengar musik yang berulang-ulang di lantai dua, tepatnya di kamar milik Rain. Azzampun langsung naik ke lantai dua. Dan mengetuk pintu Rain.
Loving can hurt, loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I know
When it gets hard, you know it can get hard sometimes
It is the only thing makes us feel alive
We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
And time's forever frozen still
So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone, wait for me to come home
Loving can heal, loving can mend your soul
And it's the only thing that I know, know
I swear it will get easier
Remember that with every piece of you
Hm, and it's the only thing we take with us when we die
Hm, we keep this love in this photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts were never broken
And time's forever frozen still
So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone
And if you hurt me
That's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won’t ever let you go
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Oh, you can fit me
Inside the necklace you got when you were sixteen
Next to your heartbeat where I should be
Keep it deep within your soul
And if you hurt me
Well, that's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won’t ever let you go
When I'm away, I will remember how you kissed me
Under the lamppost back on Sixth street
Hearing you whisper through the phone
"Wait for me to come home"
Dia membuat nasi goreng untuk dirinya dan Azzam, nasi goreng mentaga dengan telur dadar untuknya, dan telur ceplok setengah matang untuk Azzam.
Waktu menunjukkan pukul 10 pagi, sudah telat 2 jam untuk berangkat ke kantor, Rain sudah siap, namun Azzam belum juga turun dari kamarnya. Ketika Rain hendak kekamarnya, Azzam sudah terlihat rapi sedang berjalan dari kamarnya.
Tapi, tidak lama kemudian, hujan mulai turun.
Dan muncullah mimpi dalam bawah sadar Azzam, seolah mereka masih melanjutkan permainan di pantai, sambil mengambil momen indah di ponselnya.
Di kondisi nyata, Azzam sebenarnya sedang di mkasukkan ke dalam UGD karena kondisinya yang sangat lemah. Ia di baringkan di kamar yang sama dengan Rain, diwaktu yang bersamaan mereka tidak sadar dan ditangani dokter masing-masing.
Sampai besoknya, mereka berdua belum juga tersadar. Namun ketika mereka tidak sadar, mereka bermimpi hal-hal yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu ketika mereka bermain dipantai di bawah hujan.
"Wait for me to come home"
"Wait for me to come home"
Azzam mendengar musik yang berulang-ulang di lantai dua, tepatnya di kamar milik Rain. Azzampun langsung naik ke lantai dua. Dan mengetuk pintu Rain.
"Lagu siapa sih Ren? Lumayan enak." Ucap Azzam dari luar pintu. \Dan merekapun mendengarkan lagu berdua.
"Lagunya Ed Sheeran Photograph judulnya, sini masuk, dengerin, aku putar ulang." Ucap Rain setelah membukakan pintu kamarnya.
Loving can hurt, loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I know
When it gets hard, you know it can get hard sometimes
It is the only thing makes us feel alive
We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
And time's forever frozen still
So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone, wait for me to come home
Loving can heal, loving can mend your soul
And it's the only thing that I know, know
I swear it will get easier
Remember that with every piece of you
Hm, and it's the only thing we take with us when we die
Hm, we keep this love in this photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts were never broken
And time's forever frozen still
So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone
And if you hurt me
That's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won’t ever let you go
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Oh, you can fit me
Inside the necklace you got when you were sixteen
Next to your heartbeat where I should be
Keep it deep within your soul
And if you hurt me
Well, that's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won’t ever let you go
When I'm away, I will remember how you kissed me
Under the lamppost back on Sixth street
Hearing you whisper through the phone
"Wait for me to come home"
"Gimana Lagunya?" Tanya Rain yang melihat Azzam malah tertidur di sofa kamarnya.
"Ah ga asik." Ucap Rain melihat Azzam yang telah tertidur.Kemudian Rain hendak berdiri. Dan Azzam mengeluarkan suaranya.
"Bagus lagunya, pantas saja kamu puter setiap hari." Ucapnya sambil memejamkan mata.
"Kamu ini, Zam mau kerja ngga, jangan mentang-mentang nenek sedang di New York kamu jadi seenaknya ga kerja." Ucap Rain.
"Izinkan aku tidur sebentar. Aku ngantuk." Ucap Azzam kemudian dia tertidur.Rain hanya tersenyum dan meninggalkan Azzam di dalam kamarnya sendiri, Rain berjalan menuju dapur di lantai bawah. Dia siapkan sarapan sendiri, meskipun beberapa pelayan menawarkan membuat sarapan, tapi Rain menolak.
Dia membuat nasi goreng untuk dirinya dan Azzam, nasi goreng mentaga dengan telur dadar untuknya, dan telur ceplok setengah matang untuk Azzam.
Waktu menunjukkan pukul 10 pagi, sudah telat 2 jam untuk berangkat ke kantor, Rain sudah siap, namun Azzam belum juga turun dari kamarnya. Ketika Rain hendak kekamarnya, Azzam sudah terlihat rapi sedang berjalan dari kamarnya.
"Loh kok sudah turun? Kapan turunnya?" Tanya Rain.
"Jalan dari kamarmu ke kamarku kan tidak lewat dapur, jadi Ren tidak bisa lihat aku. Yuk berangkat." Ucap Azzam.
"Jangan dulu, aku buat sarapan nasi goreng kesukaan kita." Ucap Rain sambil menahan Azzam pergi.
"Nasi goreng mentega? Pakai telor ceplok ga?" Tanya Azzam.
"Iya, sudah pasti, yuk sarapan Zam." Ajak Rain.
"Aku ke ruang makan duluan.!" Ucap Azzam sambil lari.
"Ih, hati-hati." Ucap Rain sambil menyusul Azzam ke ruang makan.Merekapun sarapan bersama dengan lahap.
"Hmmm, aroma dan rasanya tidak berubah, tetap enak Ren!" Ucap Azzam.
"Makan siangnya kamu yang traktir ya!" Ucap Rain.
"Ya, tenang saja! Mau dimana?" Tanya Azzam sambil memakan lahap sarapannya.
"Lihat siang saja, yuk habiskan kita ke kantor." Jawab Rain.Merekapun menghabiskan sarapan, dan segera menuju kantor bersama-sama memnggunakan mobil Azzam. Sesampai kantor, mereka terheran karena kantor sangat sepi, terlihat hanya satpam yang menjaga pintu gerbang.
"Pak, kok sepi?" Tanya Azzam kepada satpam setelah membuka jendela mobilnya.
"Pagi Pak Azzam, wah bapa dan bu Rainy sangat rajin, pak hari kan libur." Ucap satpam.
"Ini kan hari selasa pak?" Tanya Azzam."Iya pak, tapi libur Maulid Nabi pak." Ucap satpam.
"Oh iya zam, hari ini tanggal merah. Terimakasih pak," Ucap Rain.
"Terimakasih pak." Ucap Azzam sambil memutar balik kendaraannya.Mobilpun berputar balik, tak jadi masuk ke kantor.
"Pantas saja, hari ini terasa malas, ternyata libur." Ucap Azzam.
"Iyaa, hehe, Zam jalan-jalan yuk?" Ajak Rain.
"Jalan-jalan kemana?" Tanya Azzam. "Kemanapun, aku ingin menghabiskan waktu hari ini." Ucap Rain.
"Kenapa tidak ke luar negeri saja?" Tanya Azzam.
"Ini kan hanya libur satu hari Zam." Ucap Rain.
"Ya sudah, aku ada satu tempat, semoga kamu suka. Oh iya mau balik ke kantor buat ganti baju dulu ga?" Tanya Azzam.
"Kalau beli aja gimana?" Tanya Rain.
"Kamu ini sekarang boros ya.. Ya sudha kita beli saja nanti disana." Ucap Azzam.Merekapun akhirnya pergi bersama menuju tempat yang Azzam tuju. Tibalah mereka di pantai tak terjamah, berpasir putih, dan lautnya masih berwarna biru.
"Dimana ini?" Tanya Rain.
"Makanya jangan tidur terus. Cepat turun." Ucap Azzam.
"Wah sudah sore lagi, berapa jam ini kita kesini?" Tanya Rain.
"Sekitar 4-5 jam. Gimana suka?" Tanya Azzam.
"Iya suka. Ayo kita main air!" Ucap Rain.
"Memang bawa salin?" Tanya Azzam.
"Kita bisa beli kan?" Tanya Rain.
"Iya iya bisa kok. Yuk.!" Ajak Azzam.Merekapun pergi menuju pantai, bermain pasir pantai dan bermain air, melupakan segala beban yang mereka rasakan, pantai tersebut masih sangat sepi pengunjung. Belum banyak yang tahu tempat seindah ini. Sesekali mereka foto bersama, namun Azzam sedikit menjauh, Azzam memperhatikan Rain begitu asik bermain air laut, melihatnya sangat senang, Azzam mengambil beberapa foto Rain, tanpa Rain sadari.
Tapi, tidak lama kemudian, hujan mulai turun.
"Reennn! udah mulai hujan, yuk naik, kamu nanti kambuh lagi!" Ucap Azzam.
"Oh iyaaa!!!!!! Aku lari duluaaan!" Ucap Rain sambilberlari dengan pakaian basah semuanya.
"Hati-hati nanti malah jatuh!" Teriak Azzam sambil tersenyum dan berlaru menyusul Rain.Merekapun tiba di dalam mobil, dan hujan besar membasahi pantai saat itu.
"Zam, pulang yuk?" Ajak Rain.
"Kenapa? Iya kita pulang kok. Tapi kita beli baju ganti dulu ya." Ucap Azzam sambil menyalakan mobilnya.
"Hmm, Ini Zam." Ucap Rain sambil menunjukkan tangannya yang mulai melepuh.
"Loh kok bisa, bawa obatnya?" Tanya Azzam sambil melajukan mobilnya mencari tempat berjualan baju.
"Bawa kok, sepertinya tadi saat aku mencoba menutup jilbab dari hujan pakai tangan." Ucap Rain.
"Hmm, sabar ya. Tuh di depan sudah terlihat yang jual baju." Ucap Azzam.Merekapun turun dan segera membeli baju, stelah mengganti dengan pakaian kering, mereka langsung menuju ke klinik.
"Zam, aku gak apa-apa kok." Ucap Rain.
"Kamu tidur aja dulu, nanti aku kabarin kalau udah sampai." Ucap Azzam.
"Jangan ngebut, kan kabut ini. tidak terlihat jelas, mana hujan deras." Ucap Rain.
"Ren, keselamatan kamu itu utama, udah kamu tidur ya, aku tahu kamu pasti kesakitan." Ucap Azzam.
"Hmm, terimakasih Zam, tapi jangan terlalu kencang bawa mobilnya." Ucap Rain sambil meringis kesakitan.Hari makin gelap, hujan masih saja deras, hanya terdengar suara klakson kendaraan di luar yang saling tidak sabar mendahului satu sama lain, Rain saat itu tertidur lelap, tidak lama Azzam baru menyadari kalau ponselnya terjatuh, saat itu Azzam menepikan mobilnya, dan menyalakan lampu dalam mobi, untuk mengambil ponsel yang terjatuh, begitu terkejut Azzam ketika melihat tangan Rain yang sudah mulai melepuh meluas hingga ke tangan satunya lagi. Saat itu juga Azzam langsung membangunkan Rain.
"Rain, Rain bangun. Aku minta kamu jangan tertidur dulu." Ucap Azzam.
"Zam, sakit..." Ucap Rain sambil mengusap telapak tangannya.Azzam, langsung mengambil jaket di kursi belakangnya, dan segera memakaikannya pada Rain.
"Rain, sabar ya, aku antar kamu ke AM Hospital saja kalau begini." Ucap Azzam sambil mengelus jilbab Rain.Azzam segera mematikan lampu dalam mobilnya, dan melajukan mobilnya menuju AM Hospital, saat itu jam 9 malam. Hujan masih lebat, dan sebentar lagi mereka sampai, sepertinya Rain sudah mulai tidak sadarkan diri.
"Bertahan hei Rain!" Ucap Azzam menggerutu dalam dirinya.Tidak lama mereka sampai, dan terlihat sekretaris Azzam dan rain sudah siaga bersama tim dokter. Mobil berhenti, dan Rain segera di bawa ke dalam. Mobilnya di parkirkan oleh satpam, sedang Azzam langsung mengikuti Rain yang di bawa oleh tim dokter, namun tiba-tiba, Azzam langsung ambruk, terjatuh ke lantai.
Dan muncullah mimpi dalam bawah sadar Azzam, seolah mereka masih melanjutkan permainan di pantai, sambil mengambil momen indah di ponselnya.
Di kondisi nyata, Azzam sebenarnya sedang di mkasukkan ke dalam UGD karena kondisinya yang sangat lemah. Ia di baringkan di kamar yang sama dengan Rain, diwaktu yang bersamaan mereka tidak sadar dan ditangani dokter masing-masing.
Sampai besoknya, mereka berdua belum juga tersadar. Namun ketika mereka tidak sadar, mereka bermimpi hal-hal yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu ketika mereka bermain dipantai di bawah hujan.
Comments
Post a Comment