Dania - Akhir Malam (Cerbung ke-4)
Entah berapa bulan Dania tak bertemu dengan Dhika, sosok dingin yang bisa membuatnya nyaman hari ini adalah hari terakhir Dania Ujian Nasional di masa putih abu nya, Ujian Sekolah pun telah dilaksanakan oleh Dania, tinggal hasilnya saja yang membuatnya cemas.
Sambil melamun, Dania menatap langit yang begitu cerahnya, mau seingat apapun pada Dhika, Dania cukup meyakinkan dalam dirirnya Dhika baik-baik saja dan selalu menautkan nama Dhika di setiap doanya, Ya, Dania masih bertanya mengapa dia menghilang 18 bulan lamanya.
"Daaan, kamu ga kenapa-kenapa? Ngapain diem di taman sendiri?" tanya Shifa teman dekatnya.
"Kamu Shif, ngga kenapa-kenapa kok, cuma lagi mikirin aja mau kuliah dimana, hhehe" jawab Dania menutupi yang dia pendam.
"Kamu sih ga perlu khawatir Dan, kamu kan paling tinggi nilai Try Out nya, dan aku yakin ujian kali ini kamu bisa dapet nilai ujian sekolah paling tinggi lagi, jadi gak cukup sulit untuk kamu masuk Perguruan Tinggi ngga kaya aku.!" hibur Shifa menutup sedihnya.
"Kamu ini ada-ada saja Shif, aku dan kamu kan selalu bertukar posisi kalo soal nilai, jadi kamu juga ga perlu khawatir akan itu kok.! Dania mencoba meyakinkan Shifa.
"Iya Dan, kita berharap semoga kita dapet yang terbaik ya.. Oh ya Dan, aku bingung nih besok mau pake baju apa.. hhuhu" timbul raut bingung pada wajah Shifa.
Dania yang heran atas pernyataan Shifa langsung bertanya, "Ada apa memangnya besok Shif?"
Shifa langsung menatapnya dalam-dalam dan menjawab, "Besok itu ada pentas seni sekolah Dan...Jangan bilang kamu lupa?!!"
Sambil menutup wajah dengan tangannya Dania menjawab, "Ya ampun Shiiiiiiiff, aku kira besok ada pesta, ya pakai baju biasa aja Shif, gimana style kamu, gitu aja kok ribet!!"
Shifa menghela nafas dan bertanya, " hhmmmm, Daaan, jangan bilang kamu gak tahu kalau besok itu acaranya di hotel mewah, pakai Dresscode khusus siswa kelas 12, buat cewek dan cowok pakai atasan atau bawahan nuansa putih?!! Jangan bilang juga kamu lupa besok bakal ada penampilan band yang paling keren personilnya? Dan jangan bilang kamu belum siapin itu semua Daaan? Kita kan harus tampil cantiiik Daaan!!"
Dengan wajah kaget Dania menjawab, "Serius Shiiif? aku kira cuma pentas seni biasa aja tiap tahun, ya kamu lihat sajalah besok seperti apa, aku langsung pulang yaa!" Dania pun segera membawa tas ranselnya dan berdiri lalu pergi meninggalkan Shifa yang menunggu jawaban Dania.
"Mau kemana heeyy kamu Daaan, jangan sampai kamu besok gak dateng ya!!" teriak Shifa, namun Dania menghiraukannya dan menghilang.
Esok malam.
Turunlah Dania dari taksi biru yang di tumpanginya, tepat di depan hotel yang telah di tentukan pihak sekolah, penampilan Dania yang tomboy tetap melekat padanya, sepatu Coklat Muda kesukaannya di pasangkan dengan Celana Jeans ketat yang lusuh dan jaket tebalnya, tak lupa rambut ikat satu dan topi di kepalanya.
Masuklah ia pada ruangan besar dan mewah yang sudah di tunjukkan dalam undangan. Saat Dania masuk ke ruangan tersebut, tak lama Dania di tarik dengan cepat untuk segera ke dalam kamar mandi tepat di samping pintu masuk.
Ternyata Shifa yang menarik Dania, lalu Dania bertanya, "Apaan sih kamu kok narik aku kaya gitu banget sakit tau!!"
Sambil sibuk mengeluarkan pakaian di dalam koper yang Shifa telah siapkan Shifa menjawab, "Aku udah tau dan bisa nebak apa yang bakal kamu pakai malam ini! Udah jangan banyak omong dulu, sebelum acara mulai aku mau kamu pakai baju yang udah aku bawa!"
Tanpa mengelak lagi, Dania tak bisa menolak tawaran Shifa, karena Shifa adalah sahabat terdekat Dania, sambil masuk ke dalam ruang ganti Dania bicara pada Shifa, "Thank you yang Shif, sebenarnya aku emang gak punya baju khusus ke acara kaya gini, tapi seenggaknya aku denger kata kamu, kalo aku harus dateng ke acara malem ini!" tidak lama Dania keluar dari ruang ganti, terlihat ia sudah menggunakan atasan kemeja putih dengan lengan 3/4, dan bawahan rok berwarna biru.
Shifa menghela nafas, "Nah kalo gini kan agak mendingan!! tunggu bentar! aku lepas dulu ikat rambut kamu ya, kamu lebih cantik dengan rambut terurai!! eh iya make up natural boleh lah yaaa?? !!" Shifa pun langsung mendandani Dania dan segera merapihkan kopernya.
Keluarlah Shifa dan Dania dari kamar mandi.
Semua mata melihat ketika mereka berdua berjalan.
Sambil berjalan Shifa berbisik, "Tau gak, mereka itu pasti kagum karena melihat kamu Dan!"
Lalu Dania berbisik, "Perasaan gak ada yang lihat kita Shif, kamu ini jangan kepedean, cuek aja!"
Tidak lama ada teman laki-laki Dania yang berbeda kelas dengannya menghampirinya, "Ada apa heeyy?" tanya Shifa.
Temannya pun menjawab, "Hey , Daan? Kamu tampak cantik hari ini!" sapa teman laki-lakinya itu pada Dania, kemudia dia menjawab pertanyaan Shifa, "ngga kenapa-kenapa Shif, aku cuma mau ngasih tau, kalau di pundak mu, ada ulat!"
Seketika itu juga Shifa teriak dan tidak bisa berbuat apa-apa, ruangan menjadi gaduh dan hampir semua mata tertuju padanya, namun di saat yang bersamaan Dania dengan sigapnya mengambil sehelai tissu dan mengambil ulat yang ada di pundak Shifa, "Jangan teriak, udah aku ambil!!" Dania mencoba menenangkan Shifa, "Makasih yaa!!" ucap Dania pada teman laki-lakinya itu yang Dania tak ingat namanya itu, suasana kembali normal dan acara di mulai.
Setelah pembukaan oleh kepala sekolah dan guru-guru, penampilan setiap kelaspun di mulai, ada yang bernyanyi, menari, drama, membaca puisi dan sebagainya yang menjadi pertunjukkan pada malam pentas seni itu. Ketika acara di mulai semua siswa bisa sambil makan dan minum di tempat yang telah di sediakan, Dania dan Shifa duduk di paling depan pojok kanan panggung, mereka berdua berbincang dan memakan hidangan yang ada di hadapannya.
Namun Dania di buat kesal oleh temannya yang selalu mengganggunya di sekolah, alasannya karena gadis tersebut dengan sengaja menumpahkan minuman sirup ke baju putihnya tepat di punggungnya agar Dania merasa malu saat acara berlangsung, namun apa di kata Dania tidak bisa berbuat apa-apa karena sudah terjadi dan akhirnya dania berganti kemeja yang ia pakai sebelumnya kemeja motif kotak berwarna putih biru.
Tiba di acara yang di tunggu, ternyata Band yang sering-sering di sebut ganteng personilnya oleh Shifa itu bernama "Diamond" Nama band itu asing di telinga Dania, namun Dania tetap penasaran dengan apa yang Shifa ceritakan, semua siswa yang pada mulanya duduk, semua berdiri di depan panggung agar bisa menyaksikan lebih dekat, berbeda dengan Shifa dan Dania yang tidak perlu berdiri karena sudah duduk di meja paling depan, meskipun hanya di pojok kanan. Satu persatu personil naik ke atas panggung, mereka berjumlah 4 orang, Gitaris, Drummer, Bass, dan Vokalis.
Saat personil tersebut muncul ke atas panggung, semua siswa teriak histeris seperti melihat sesuatu yang luar biasa, berbeda dengan Dania yang sangat tidak tertarik hal seperti itu.
Saat Band Diamond mulai membawakan lagunya, Shifa mulai mengusik Dania.
"Daaan, kamu sudah lihat siapa saja personilnya?" tanya Shifa.
"Ngga mau Shif, aku gak begitu tertarik, aku hanya ingin mendengarkan musiknya saja, kalo enak di dengar, baru aku mau lihat, hhehe" jawab Dania sambil tertawa.
"Tapi Daan, kamu harus lihat, karena salah satu personilnya itu yang tahun lalu bikin heboh sekolah kita!" Shifa memaksa Dania untuk melihat.
"Loh memang dia pernah tampil solo di sekolah Shif? terus ngapain lagi tampil disini?" nada Dania meledek dan asik meminum minuman sirup.
"Bikin heboh karena bawa mobil mewah Daaan!!, tahun lalu saat aku ga masuk sekolah, anak-anak yang pada di gerbang mau pulang, liat ada salah satu personil mereka bawa mobil mewah ke sekolah kita, dan entah mau jemput siapa Daaan!! tuh pemain Gitar nya Daaan!!" paksa Shifa.
Sejenak semua terasa sepi, suara musik yang begitu kencang pun terasa sunyi.
Dania pun mencoba melihat ke arah panggung, dan ternyata seseorang yang dia cari, kini tengah berada di kerumunan teman-teman yang lain, ya yang di atas panggung itu salah satunya adalah Dhika, Dhika yang ia cari selama ini, Dhika yang menghilang setahun lamanya.
Tanpa sadar Dania menumpahkan air minumnya di atas meja, Dania terus menatap sosok Dhika, entah kenapa di waktu yang bersamaan Dhika pun menatap Dania, dengan wajah yang biasa saja seperti melihat temannya yang lain. Jantung Dania makin berdebar melihat sosok yang di carinya ada di depan matanya.
Tak terasa sudah 8 lagu yang di bawakan, pertanda Band Diamond mengakhiri penampilannya, dan acarapun selesai. Tanpa pikir panjang Dania langsung bergegas pulang pamit lebih dulu pada Shifa karena ia ingin langsung istirahat karena sudah malam.
Namun ada sesuatu yang menarik perhatian semua orang ketika keluar hotel, ya Dhika tengah menunggu Dania di pintu keluar hotel, sambi menunggu Dhika melayani semua teman sekolah Dania yang memaksa ingin bergantian meminta foto dan tanda tangan Dhika. Seketika itu juga Dania melihat kejadian tersebut dan membuat dia semakin cepat dalam melangkah untuk menjauh dari hotel dan kemudian Dhika menghentikan aktivitasnya dan memanggil dengan keras, "De Niaa.!"
Langkah cepat Dania terhenti mendengar Dhika memanggilnya, teman-teman Dania semua menatap pada Dhika dan Dania, Shifa yang baru keluar hotel pun dengan heran melihat tingkah mereka berdua. Dhika menghampiri Dania, namun Dania hanya terdiam ketika mengetahui yang memanggil dirinya adalah Dhika, ya Dhika sosok yang ia cari.
Satu per satu temannya merasa iri, dan ada pula yang menghiraukannya, Shifa pun bergegas pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan gerimis mulai datang. Berbeda dengan Dania dan Dhika yang masih bertatapan sambil berdiri dan belum berbicara.
Dhika pun mulai bertanya, "Gimana kabarmu de?"
Dania menjawab, "Aku baik"
Dhika bertanya, "Kabar orang tua dan kakak mu?"
Dania menjawab, "Mereka juga baik-baik saja"
Satu persatu teman Dania pulang, hingga akhirnya mereka hanya berdua berdiri di tempat saat Dhika menghampiri Dania tanpa berubah sedikitpun.
Dhika bertanya, "Gimana Ujian kemarin soalnya, mudah kan?"
Dania menjawab, "Tidak sesulit yang aku bayangkan kak, kak, aku mau bertanya, kemana kakak selama ini??
Dhika terdiam, tersenyum, dan mengusap rambut Dania.
Dhika pun menjawab, "Kakak tidak kemana-mana kok de, selalu menjaga dan mengawasi de Nia, hari ini pun kakak sudah tau bahwa kita akan bertemu.." Dhika pun tersenyum.
Dania bertanya, "Kak, kenapa tampak kurus? kakak sakit?"
Dhika menjawab, "Yang penting kamu gak sakit de, karena aktivitas sebulan bulan di rumah sakit, dan satu tahun harus istirahat total itu akan menyiksamu."
Dania pun tertegun, dan hanya mampu menerka apa maksud yang Dhika ucapkan padanya, semuanya khawatir dan curiganya tertepis mendengar jawaban Dhika seperti itu, mereka asyik bicara hingga tak sadar akan waktu pulang saat itu menunjukkan 00.00, semua ungkapan yang Dania pendam ia curahkan malam itu, tanpa sadar air matanya menetes meredam rindu yang belum ia sampaikan, yang jelas saat ini Dania hanya tidak ingin kehilangan sosok yang dingin dan membuatnya nyaman.
..dan kamu sudah memukul keras sunyi
Membiarkannya sendiri
Merasakan sepi
Menanti
dan kamu tidak tahu arti rindu
Sendiri dalam kelabu
yang kotor dan di sapu
Menunggu tiba waktu
dan kamu mengerti
Bintang yang kucari
telah mendekat
dan bercerita
memberi warna
tanpa suara
Kaki kita berdampingan
biarkan langkahnya seirama
saling menyesuaikan ketika berbeda
saling menghentak
hingga nada menjadi sama
ya, Bintang yang ku cari
sudah menepi..
(Bersambung...)
Sambil melamun, Dania menatap langit yang begitu cerahnya, mau seingat apapun pada Dhika, Dania cukup meyakinkan dalam dirirnya Dhika baik-baik saja dan selalu menautkan nama Dhika di setiap doanya, Ya, Dania masih bertanya mengapa dia menghilang 18 bulan lamanya.
"Daaan, kamu ga kenapa-kenapa? Ngapain diem di taman sendiri?" tanya Shifa teman dekatnya.
"Kamu Shif, ngga kenapa-kenapa kok, cuma lagi mikirin aja mau kuliah dimana, hhehe" jawab Dania menutupi yang dia pendam.
"Kamu sih ga perlu khawatir Dan, kamu kan paling tinggi nilai Try Out nya, dan aku yakin ujian kali ini kamu bisa dapet nilai ujian sekolah paling tinggi lagi, jadi gak cukup sulit untuk kamu masuk Perguruan Tinggi ngga kaya aku.!" hibur Shifa menutup sedihnya.
"Kamu ini ada-ada saja Shif, aku dan kamu kan selalu bertukar posisi kalo soal nilai, jadi kamu juga ga perlu khawatir akan itu kok.! Dania mencoba meyakinkan Shifa.
"Iya Dan, kita berharap semoga kita dapet yang terbaik ya.. Oh ya Dan, aku bingung nih besok mau pake baju apa.. hhuhu" timbul raut bingung pada wajah Shifa.
Dania yang heran atas pernyataan Shifa langsung bertanya, "Ada apa memangnya besok Shif?"
Shifa langsung menatapnya dalam-dalam dan menjawab, "Besok itu ada pentas seni sekolah Dan...Jangan bilang kamu lupa?!!"
Sambil menutup wajah dengan tangannya Dania menjawab, "Ya ampun Shiiiiiiiff, aku kira besok ada pesta, ya pakai baju biasa aja Shif, gimana style kamu, gitu aja kok ribet!!"
Shifa menghela nafas dan bertanya, " hhmmmm, Daaan, jangan bilang kamu gak tahu kalau besok itu acaranya di hotel mewah, pakai Dresscode khusus siswa kelas 12, buat cewek dan cowok pakai atasan atau bawahan nuansa putih?!! Jangan bilang juga kamu lupa besok bakal ada penampilan band yang paling keren personilnya? Dan jangan bilang kamu belum siapin itu semua Daaan? Kita kan harus tampil cantiiik Daaan!!"
Dengan wajah kaget Dania menjawab, "Serius Shiiif? aku kira cuma pentas seni biasa aja tiap tahun, ya kamu lihat sajalah besok seperti apa, aku langsung pulang yaa!" Dania pun segera membawa tas ranselnya dan berdiri lalu pergi meninggalkan Shifa yang menunggu jawaban Dania.
"Mau kemana heeyy kamu Daaan, jangan sampai kamu besok gak dateng ya!!" teriak Shifa, namun Dania menghiraukannya dan menghilang.
Esok malam.
Turunlah Dania dari taksi biru yang di tumpanginya, tepat di depan hotel yang telah di tentukan pihak sekolah, penampilan Dania yang tomboy tetap melekat padanya, sepatu Coklat Muda kesukaannya di pasangkan dengan Celana Jeans ketat yang lusuh dan jaket tebalnya, tak lupa rambut ikat satu dan topi di kepalanya.
Masuklah ia pada ruangan besar dan mewah yang sudah di tunjukkan dalam undangan. Saat Dania masuk ke ruangan tersebut, tak lama Dania di tarik dengan cepat untuk segera ke dalam kamar mandi tepat di samping pintu masuk.
Ternyata Shifa yang menarik Dania, lalu Dania bertanya, "Apaan sih kamu kok narik aku kaya gitu banget sakit tau!!"
Sambil sibuk mengeluarkan pakaian di dalam koper yang Shifa telah siapkan Shifa menjawab, "Aku udah tau dan bisa nebak apa yang bakal kamu pakai malam ini! Udah jangan banyak omong dulu, sebelum acara mulai aku mau kamu pakai baju yang udah aku bawa!"
Tanpa mengelak lagi, Dania tak bisa menolak tawaran Shifa, karena Shifa adalah sahabat terdekat Dania, sambil masuk ke dalam ruang ganti Dania bicara pada Shifa, "Thank you yang Shif, sebenarnya aku emang gak punya baju khusus ke acara kaya gini, tapi seenggaknya aku denger kata kamu, kalo aku harus dateng ke acara malem ini!" tidak lama Dania keluar dari ruang ganti, terlihat ia sudah menggunakan atasan kemeja putih dengan lengan 3/4, dan bawahan rok berwarna biru.
Shifa menghela nafas, "Nah kalo gini kan agak mendingan!! tunggu bentar! aku lepas dulu ikat rambut kamu ya, kamu lebih cantik dengan rambut terurai!! eh iya make up natural boleh lah yaaa?? !!" Shifa pun langsung mendandani Dania dan segera merapihkan kopernya.
Keluarlah Shifa dan Dania dari kamar mandi.
Semua mata melihat ketika mereka berdua berjalan.
Sambil berjalan Shifa berbisik, "Tau gak, mereka itu pasti kagum karena melihat kamu Dan!"
Lalu Dania berbisik, "Perasaan gak ada yang lihat kita Shif, kamu ini jangan kepedean, cuek aja!"
Tidak lama ada teman laki-laki Dania yang berbeda kelas dengannya menghampirinya, "Ada apa heeyy?" tanya Shifa.
Temannya pun menjawab, "Hey , Daan? Kamu tampak cantik hari ini!" sapa teman laki-lakinya itu pada Dania, kemudia dia menjawab pertanyaan Shifa, "ngga kenapa-kenapa Shif, aku cuma mau ngasih tau, kalau di pundak mu, ada ulat!"
Seketika itu juga Shifa teriak dan tidak bisa berbuat apa-apa, ruangan menjadi gaduh dan hampir semua mata tertuju padanya, namun di saat yang bersamaan Dania dengan sigapnya mengambil sehelai tissu dan mengambil ulat yang ada di pundak Shifa, "Jangan teriak, udah aku ambil!!" Dania mencoba menenangkan Shifa, "Makasih yaa!!" ucap Dania pada teman laki-lakinya itu yang Dania tak ingat namanya itu, suasana kembali normal dan acara di mulai.
Setelah pembukaan oleh kepala sekolah dan guru-guru, penampilan setiap kelaspun di mulai, ada yang bernyanyi, menari, drama, membaca puisi dan sebagainya yang menjadi pertunjukkan pada malam pentas seni itu. Ketika acara di mulai semua siswa bisa sambil makan dan minum di tempat yang telah di sediakan, Dania dan Shifa duduk di paling depan pojok kanan panggung, mereka berdua berbincang dan memakan hidangan yang ada di hadapannya.
Namun Dania di buat kesal oleh temannya yang selalu mengganggunya di sekolah, alasannya karena gadis tersebut dengan sengaja menumpahkan minuman sirup ke baju putihnya tepat di punggungnya agar Dania merasa malu saat acara berlangsung, namun apa di kata Dania tidak bisa berbuat apa-apa karena sudah terjadi dan akhirnya dania berganti kemeja yang ia pakai sebelumnya kemeja motif kotak berwarna putih biru.
Tiba di acara yang di tunggu, ternyata Band yang sering-sering di sebut ganteng personilnya oleh Shifa itu bernama "Diamond" Nama band itu asing di telinga Dania, namun Dania tetap penasaran dengan apa yang Shifa ceritakan, semua siswa yang pada mulanya duduk, semua berdiri di depan panggung agar bisa menyaksikan lebih dekat, berbeda dengan Shifa dan Dania yang tidak perlu berdiri karena sudah duduk di meja paling depan, meskipun hanya di pojok kanan. Satu persatu personil naik ke atas panggung, mereka berjumlah 4 orang, Gitaris, Drummer, Bass, dan Vokalis.
Saat personil tersebut muncul ke atas panggung, semua siswa teriak histeris seperti melihat sesuatu yang luar biasa, berbeda dengan Dania yang sangat tidak tertarik hal seperti itu.
Saat Band Diamond mulai membawakan lagunya, Shifa mulai mengusik Dania.
"Daaan, kamu sudah lihat siapa saja personilnya?" tanya Shifa.
"Ngga mau Shif, aku gak begitu tertarik, aku hanya ingin mendengarkan musiknya saja, kalo enak di dengar, baru aku mau lihat, hhehe" jawab Dania sambil tertawa.
"Tapi Daan, kamu harus lihat, karena salah satu personilnya itu yang tahun lalu bikin heboh sekolah kita!" Shifa memaksa Dania untuk melihat.
"Loh memang dia pernah tampil solo di sekolah Shif? terus ngapain lagi tampil disini?" nada Dania meledek dan asik meminum minuman sirup.
"Bikin heboh karena bawa mobil mewah Daaan!!, tahun lalu saat aku ga masuk sekolah, anak-anak yang pada di gerbang mau pulang, liat ada salah satu personil mereka bawa mobil mewah ke sekolah kita, dan entah mau jemput siapa Daaan!! tuh pemain Gitar nya Daaan!!" paksa Shifa.
Sejenak semua terasa sepi, suara musik yang begitu kencang pun terasa sunyi.
Dania pun mencoba melihat ke arah panggung, dan ternyata seseorang yang dia cari, kini tengah berada di kerumunan teman-teman yang lain, ya yang di atas panggung itu salah satunya adalah Dhika, Dhika yang ia cari selama ini, Dhika yang menghilang setahun lamanya.
Tanpa sadar Dania menumpahkan air minumnya di atas meja, Dania terus menatap sosok Dhika, entah kenapa di waktu yang bersamaan Dhika pun menatap Dania, dengan wajah yang biasa saja seperti melihat temannya yang lain. Jantung Dania makin berdebar melihat sosok yang di carinya ada di depan matanya.
Tak terasa sudah 8 lagu yang di bawakan, pertanda Band Diamond mengakhiri penampilannya, dan acarapun selesai. Tanpa pikir panjang Dania langsung bergegas pulang pamit lebih dulu pada Shifa karena ia ingin langsung istirahat karena sudah malam.
Namun ada sesuatu yang menarik perhatian semua orang ketika keluar hotel, ya Dhika tengah menunggu Dania di pintu keluar hotel, sambi menunggu Dhika melayani semua teman sekolah Dania yang memaksa ingin bergantian meminta foto dan tanda tangan Dhika. Seketika itu juga Dania melihat kejadian tersebut dan membuat dia semakin cepat dalam melangkah untuk menjauh dari hotel dan kemudian Dhika menghentikan aktivitasnya dan memanggil dengan keras, "De Niaa.!"
Langkah cepat Dania terhenti mendengar Dhika memanggilnya, teman-teman Dania semua menatap pada Dhika dan Dania, Shifa yang baru keluar hotel pun dengan heran melihat tingkah mereka berdua. Dhika menghampiri Dania, namun Dania hanya terdiam ketika mengetahui yang memanggil dirinya adalah Dhika, ya Dhika sosok yang ia cari.
Satu per satu temannya merasa iri, dan ada pula yang menghiraukannya, Shifa pun bergegas pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan gerimis mulai datang. Berbeda dengan Dania dan Dhika yang masih bertatapan sambil berdiri dan belum berbicara.
Dhika pun mulai bertanya, "Gimana kabarmu de?"
Dania menjawab, "Aku baik"
Dhika bertanya, "Kabar orang tua dan kakak mu?"
Dania menjawab, "Mereka juga baik-baik saja"
Satu persatu teman Dania pulang, hingga akhirnya mereka hanya berdua berdiri di tempat saat Dhika menghampiri Dania tanpa berubah sedikitpun.
Dhika bertanya, "Gimana Ujian kemarin soalnya, mudah kan?"
Dania menjawab, "Tidak sesulit yang aku bayangkan kak, kak, aku mau bertanya, kemana kakak selama ini??
Dhika terdiam, tersenyum, dan mengusap rambut Dania.
Dhika pun menjawab, "Kakak tidak kemana-mana kok de, selalu menjaga dan mengawasi de Nia, hari ini pun kakak sudah tau bahwa kita akan bertemu.." Dhika pun tersenyum.
Dania bertanya, "Kak, kenapa tampak kurus? kakak sakit?"
Dhika menjawab, "Yang penting kamu gak sakit de, karena aktivitas sebulan bulan di rumah sakit, dan satu tahun harus istirahat total itu akan menyiksamu."
Dania pun tertegun, dan hanya mampu menerka apa maksud yang Dhika ucapkan padanya, semuanya khawatir dan curiganya tertepis mendengar jawaban Dhika seperti itu, mereka asyik bicara hingga tak sadar akan waktu pulang saat itu menunjukkan 00.00, semua ungkapan yang Dania pendam ia curahkan malam itu, tanpa sadar air matanya menetes meredam rindu yang belum ia sampaikan, yang jelas saat ini Dania hanya tidak ingin kehilangan sosok yang dingin dan membuatnya nyaman.
..dan kamu sudah memukul keras sunyi
Membiarkannya sendiri
Merasakan sepi
Menanti
dan kamu tidak tahu arti rindu
Sendiri dalam kelabu
yang kotor dan di sapu
Menunggu tiba waktu
dan kamu mengerti
Bintang yang kucari
telah mendekat
dan bercerita
memberi warna
tanpa suara
Kaki kita berdampingan
biarkan langkahnya seirama
saling menyesuaikan ketika berbeda
saling menghentak
hingga nada menjadi sama
ya, Bintang yang ku cari
sudah menepi..
(Bersambung...)

Comments
Post a Comment