Dania - Doa Ibu (Cerbung ke-5)

Hari ini tidak seperti biasanya, Dania tidak bisa tidur semalaman, dan dia terus berdoa dalam malamnya. Ibadahnya tidak pernah terlewat, karena pengumuman kelulusan akan di umumkan hari ini.
Surat kelulusan akan dikirimkan lewat kantor pos, maka semua siswa kelas 12 tidak ada yang keluar dari rumahnya. Satu persatu temannya mengabarkan Dania via telepon bahwa mereka sudah mendapatkan surat kelulusan, maka Dania semakin merasakan ketakutan. Khawatie dirinya tidak lulus.
Hari semakin sore, surat dari kantor pos pun belum juga tiba di rumahnya, ia semakin merasa khawatir karena hampir seluruh temannya telah mendapatkannya. Dania terus berdoa, orang tua dan kakak Dania pun juga ikut menenangkan Dania.
"Sudah de, jangan khawatir, aku yakin kamu bakal lulus, kamu kan ade aku yang paling pintar!" Ridwan mencoba menghibur Dania.
"Tapi hari sudah semakin malam mas.." jawab Dania semakin cemas.

Tidak lama, ada yang mengetok pintu rumah sederhana itu, Dania langsung bergegas keluar, saat pintu rumah di buka, ternyata itu memang dari kantor pos.
"Bapak bawa surat kan pak? ayo cepat pak aku sudah menunggu!" Dania meminta untuk pak pos dengan cepat memberikan suratnya.
Hanya yang di bawa pak pos bukanlah surat kelulusan Dania, tapi kiriman paket milik Mas Ridwan.
"Maaf mbak, ini bukan surat tapi ada kiriman paket dari Indri untuk Pak Ridwan" jawab pak pos.
"Oh gitu ya pak, makasih ya pak" tubuh Dania berubah menjadi lemah kembali sambil membawa paket untuk Mas Ridwan.
"Mas, ini paket untuk Mas Ridwan" Dania pun memberikan paketnya sambil menangis dan segera masuk ke kamarnya.
Tidak lama ibu Dania keluar dari kamarnya karena sedang tidak enak badan. "Ada apa toh mas? belum ada juga suratnya?" Tanya ibu Dania.
"Iya bu, tadi ada pos datang tapi hanya mengantarkan paket dari Indri untuk mas, sedangkan Dania berharap pak pos membawa surat kelulusannya." Jawab Ridwan sambil merasa bersalah."
"Baiklah, ibu akan mencoba membujuk dan menenangkan Dania, mas coba tunggu di teras ya sehabis dari Mesjid." Karena saat itu sudah menunjukkan pukul 6 petang jadi Ridwan bergegas berangkat ke Mesjid. Ibu Dania pun mencoba masuk ke kamar Dania.
"De, ibu masuk kamarmu ya!" Ibu Dania pun masuk sambil melihat Dania yang sedang menunduk di meja belajar sambil menangis. Dengan hangat ibu Dania merangkul Dania dari belakang, sejak saat itu juga Dania langsung memeluk ibunya, sambil menangis tersedu-sedu.
"Bu, ade takut." Dania tak kuat menahan tangis.
"Tidak usah takut de, apa yang kamu takutkan? sudah sini ibu sudah memelukmu erat, biasanya de Nia langsung berhenti jika saat nangis ibu peluk!" Ibu Dania mencoba menenangkan.
"Bu, maafkan Dania bu, ibu sedang sakit jadi ikut memikirkan ini, bu De Nia takut ngga lulus.." Dania terus memeluk ibunya sambil menahan tangisnya.
"Sudah jangan menangis, dulu saat kelulusan SD, SMP kamu ngga nangis seperti ini, padahal saat itu surat kelulusan tidak sampai tepat waktu loh De. hhehe!" Ibu Dania mencoba menghibur.
"Bu, Dania takut buat ibu, bapak, dan Mas Ridwan kecewa, malu karena Dania tidak lulus, Dania ingin membuat ibu bapak dan Mas Ridwan bangga pada De Nia.." Dania menarik napas panjang.
"Sudah, De Nia sudah yakin dan pasrah semua di serahkan pada Allah? De Nia kan sudah berusaha, sekarang De Nia tinggal berdoa, ibu, bapak, dan Mas Ridwan tak pernah malu dengan sikap De Nia selama ini, De Nia selalu meniru Mas Ridwan menjadi peringkat pertama di sekolah, hingga sekarang Mas Ridwan kuliah menjadi arsitek, De Nia sempat ingin menjadi Mas Ridwan kan?" hibur ibu Dania.
"Sekarang, De Nia coba sholat, supaya makin tenang ya! Kita Sholat berjamaah sama ibu, kita berdoa semoga ada hasil baik untuk Dania, bukan hanya hasil yang di inginkan Dania". Ibu dan Dania pun segera mengambil air wudhu dan sholah berjamaah di kamar Dania, setelah sholat ibu dania memimpin doa..

Ya Allah yang Maha Pengasih.
Ampunilah dosaku, anak-anakku dan suamiku

Panjangkanlah umurku, anak-anakku dan suamiku
Kasihilah anak-anak dan suamiku
Sayangilah mereka, seperti mereka menyangiku

Lindungi mereka dari mara bahaya
Jauhkan mereka dari orang yang dengki

Sehatkanlah lahir dan Bathin keluargaku
Selamatkanlah keluargaku dari api neraka
Hingga akhirnya kami dapat berkumpul di syurga

Ya Allah yang Maha Pemurah
Bukakanlah pintu rezeki untuk keluarga kami

Berikanlah rezeki yang kami butuhkan
Hingga tercukupi kebutuhan kami

Ya Allah Ya Rabb.
Hari ini adalah hari yang di tunggu oleh putri manisku
Izinkan ia membahagiakanku selagi ada

Berilah hasil terbaik untuknya 
Agar ia bisa mencukupi kebutuhannya
Betapa sedih hatiku, melihat putri ku tersedu
Betapa lemah hatiku, melihat putri ku khawatir

Berikan keberkahan atas apa yang ia telah lakukan

Yaa Rabb
Ajarkan kami keikhlasan
Karena sesungguhnya ujianMu adalah bukti kasih sayang
Bantu lah kami dalam menyelesaikan masalah
Karena Engkau-lah yang menciptakannya
Hamba tahu bahwa Engkau takkan mungkin memberikan ujian
Melebihi kemampuan umat-Mu
Hamba mengharapkan Ridho-Mu Yaa Rabb
Kabulkanlah doa hamba.
Aamiiin


Setelah berdoa bersama Dania pun memeluk erat ibunya dan menyeka air matanya, "Bu, ibu harus sehat ya, ibu harus lihat Dania suskes, terimakasih untuk doanya bu, Dania akan mencoba ikhlas untuk hasil dari ujian ini bu." Dania pun tersenyum dan keluar kamar bersama ibunya, ibunya mengusap kepala Dania dengan kasih sayang, "Apapun hasilnya de Dania harus tegar dan ambil hikmahnya ya sayang", tiba-tiba Ridwan sudah duduk di ruang tengah sambil menunjukkan sebuah amplop, Dania bergegas membuka amplop tersebut, kemudian ia langsung sujud syukur, ibu dan Ridwan pun menyusul dengan sujud syukur.

"Bu, aku Lulus bu, terimakasih untuk doa ibu, doa ibu adalah penyembuh rasa khawatirku", Dania pun memeluk erat ibunya.

Tak lama Bapa Dania pulang ke rumah, Bapa Dania sedang kurang sehat sama seperti ibu, seharian bekerja di perusahaan Swasta sehingga membutuhkan waktu istirahat untuknya, saat mendengar Dania lulus sekolah, maka bapa Dania tersenyum dan terus memeluknya, "Selamat ya nak, Bapa bangga padamu, Bapa semakin bersemangat untuk bekerja demi kesuksesanmu".
Sejenak semua keluarga merasa haru, Dania yang terbiasa tegar di depan temannya, tetaplah menjadi anak bungsu yang manja di keluarganya, kini waktunya Dania menentukan ke arah mana dia akan melangkah.


Anakku, Ridwan dan Dania
Terimakasih selalu menjadi kebangaan ibu dan bapa
Terimakasih selalu menjadi penghilang lelah


Anakku Ridwan dan Dania
Takkan goyah semangat kami demi kebahagiaan kalian
Kalian adalah surga dunia
Kalian adalah amanah yang Allah titip pada kami


Anakku Ridwan dan Dania
Janganlah pernah menyerah dalam menggapai cita-cita
Raihlah cita-cita setinggi langit

Hingga ketika kau terjatuh
Kau masih berada di atas bintang

Anakku Ridwan dan Dania
Tetap berpegang teguhlah pada Keimanan

Sejauh apapun kamu melangkah
Kamu akan sesat ketika tidak ibadah

Anakku Ridwan dan Dania
Entah betapa sedihnya kami
Ketika kelak kalian memiliki keluarga baru
Rasa takut ditinggalkan kalian terus menyelimuti

Semoga kalian selalu dalam kebahagiaan
Tetap jadi putra dan putri kecil kami yang lucu
Mungkin kami tidak bisa mengatakan ini secara langsung pada kalian

Yakinlah, setiap doa yang kami panjatkan selalu ada nama kalian



Salam Sayang

Ibu dan Bapak

Comments

Popular Posts