Dania - Hujan Hari itu (Cerbung ke-2)
Pagi itu hujan deras.
Gadis bertopi pun bergegas membawa payung.
ya, Dania berangkat ke sekolah dengan segera, sebelum ia terlambat ke sekolah.
di tengah jalan, Dania di buat kesal oleh pengendara motor yang melaju cepat, sehingga rok Dania basah terciprat air. Dalam hatinya Dania berpikir, andai saja ada angkutan umum menuju sekolahnya, mungkin Dania tidak perlu kesulitan untuk berangkat pagi ini.
Ketika Dania melangkah lebih kencang lagi, langkahnya terhenti karena ada mobil mewah yang berhenti di depannya, Ya, itu Dhika, hari ini Dhika membawa mobil.
"De Nia, ayo cepat naik, sebelum kamu terlambat!" Ajak Dhika.
Tanpa pikir panjang Dania langsung naik ke dalam mobil, saat di dalam mobil Dania tiba-tiba terdiam dan dadanya berdegup kencang tidak seperti biasanya.
"De, kenapa tidak di antar kakak mu? sekarang kan hujan, sedangkan sekolahmu cukup jauh!"
"hmm, ngga kenapa-kenapa aku terbiasa berangkat sendiri, hujanpun mengasyikan ketika aku berjalan di dalamnya kak" jawab Dania. Lalu Dania bertanya, "Kak, biasanya aku tidak melihat kaka lewat jalan sini, kenapa hari ini kakak lewat sini?"
Dhika tersenyum, dan menghentikan mobilnya tanpa menjawab, " De, nih sudah sampai, ayo turun, nanti kamu telat, aku pun sudah telat ini kita kan berbeda sekolah."
Dengan rasa penasaran karena pertanyaannya tidak di jawab, Dania pun langsung keluar dari mobil dan berlari ke gerbang sekolah. Saat dia berbalik badan, mobil Dhika sudah tidak ada.
Hari ini teman sebangku Dania tidak masuk sekolah karena sakit, Dania seharian sendiri, saat jam istirahat Dania menyendiri di kelas sambil mendengarkan musik, karena yang lain sedang mengikuti ujian perbaikan nilai, tandanya Dania memiliki nilai yang tinggi di kelas.
Dari pagi hujan terus deras, sampai waktu pulang tiba pun hujan masih cukup deras. Dalam hatinya berharap bahwa Dhika menjemputnya, karena dia malas untuk berjalan kaki pulang ke rumah ketika hujan deras seperti ini.
Saat Dania keluar kelas, teman-teman Dania melihat sinis padanya. Gadis-gadis terkenal disekolahnya pun menatap dari ujung kaki Dania sampai ke ujung topinya. Dania pun segera menghiraukan dan segera membuka payungnya, ketika dia menuju gerbang keluar, tiba-tiba banyak siswa yang berkumpul, Dania segera berlari karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
Lari Dania terhenti dan dia menatap dengan penuh heran ke hadapannya. Ternyata siswa disana sedang berkumpul mengelilingi mobil mewah berwarna putih. Ya itu mobil Dhika!! Dania pun langsung menghampiri Dhika. "Kak, sedang menunggu siapa? Sepertinya aku tidak bisa menemani kak Dhika karena harus segera pulang!" lalu Dania pun melanjutkan jalannya menuju gerbang. Sesegera mungkin Dhika langsung menarik tangannya, "Kakak jemput kamu de, ayo naik cepet!" Dhikapun membuka pintu mobilnya, dan merekapun bergegas pulang.
Dania bertanya, "Hari ini nampak berbeda untukku, pergi bersama kakak, dan pulangpun di jemput kakak?"
"De, memang teman-teman sekolahmu belum pernah melihat mobil mewah ya? hehe", tanya Dhika.
Dania menjawab, "Iya kak, sekolahku kan biasa dan sederhana, tidak semewah sekolah kakak jadi wajar saja mereka seperti itu!, kakak belum jawab pertanyaanku dua kali!"
Sambil berhati-hati mengendarai mobil karena hujan deras, Dhikapun menjawab "Alasannya kamu de, makanya kenapa kakak berangkat lewat sekolahmu, dan pulang jemput kamu."
Mendengar jawaban Dhika, Dania tertegun dan melamun, dia membuka jendela mobilnya dan mengeluarkan tangannya sambil merenung dan bertanya-tanya apa maksud dari jawaban Dhika tadi, mungkin hanya Dhika dan Tuhan yang tahu.
Mobilpun berhenti dan Dania segera keluar.
Sambil membuka payungnya Dania mengucapkan terimakasi pada Dhika, "Makasih ya kak untuk hari ini!"
Dhika pun tersenyum dan memberikan isyarat bahwa dia harus segera masuk ke dalam rumahnya.
Sebelum Dania pergi jauh, Dhika memanggil Dania, "De, kalo kakak ga ada, kamu jangan sampai jalan sendiri lagi ya, kalo kamu tetap jalan seperti itu di tengah hujan, kakak tidak mau bertemu kamu lagi!"
Dania pun mengangguk sambil bertanya dalam hatinya, mungkinkah Dhika akan pergi meninggalkannya? ataukah pergi jauh?
Mobil Dhika pun melaju dengan kencang dan cepat tak terlihat.
Dania berjalan menuju rumah dan baru bertanya, seharian ini wajah Dhika nampak pucat, ia menyesal tak sempat bertanya padanya.
Gadis bertopi pun bergegas membawa payung.
ya, Dania berangkat ke sekolah dengan segera, sebelum ia terlambat ke sekolah.
di tengah jalan, Dania di buat kesal oleh pengendara motor yang melaju cepat, sehingga rok Dania basah terciprat air. Dalam hatinya Dania berpikir, andai saja ada angkutan umum menuju sekolahnya, mungkin Dania tidak perlu kesulitan untuk berangkat pagi ini.
Ketika Dania melangkah lebih kencang lagi, langkahnya terhenti karena ada mobil mewah yang berhenti di depannya, Ya, itu Dhika, hari ini Dhika membawa mobil.
"De Nia, ayo cepat naik, sebelum kamu terlambat!" Ajak Dhika.
Tanpa pikir panjang Dania langsung naik ke dalam mobil, saat di dalam mobil Dania tiba-tiba terdiam dan dadanya berdegup kencang tidak seperti biasanya.
"De, kenapa tidak di antar kakak mu? sekarang kan hujan, sedangkan sekolahmu cukup jauh!"
"hmm, ngga kenapa-kenapa aku terbiasa berangkat sendiri, hujanpun mengasyikan ketika aku berjalan di dalamnya kak" jawab Dania. Lalu Dania bertanya, "Kak, biasanya aku tidak melihat kaka lewat jalan sini, kenapa hari ini kakak lewat sini?"
Dhika tersenyum, dan menghentikan mobilnya tanpa menjawab, " De, nih sudah sampai, ayo turun, nanti kamu telat, aku pun sudah telat ini kita kan berbeda sekolah."
Dengan rasa penasaran karena pertanyaannya tidak di jawab, Dania pun langsung keluar dari mobil dan berlari ke gerbang sekolah. Saat dia berbalik badan, mobil Dhika sudah tidak ada.
Hari ini teman sebangku Dania tidak masuk sekolah karena sakit, Dania seharian sendiri, saat jam istirahat Dania menyendiri di kelas sambil mendengarkan musik, karena yang lain sedang mengikuti ujian perbaikan nilai, tandanya Dania memiliki nilai yang tinggi di kelas.
Dari pagi hujan terus deras, sampai waktu pulang tiba pun hujan masih cukup deras. Dalam hatinya berharap bahwa Dhika menjemputnya, karena dia malas untuk berjalan kaki pulang ke rumah ketika hujan deras seperti ini.
Saat Dania keluar kelas, teman-teman Dania melihat sinis padanya. Gadis-gadis terkenal disekolahnya pun menatap dari ujung kaki Dania sampai ke ujung topinya. Dania pun segera menghiraukan dan segera membuka payungnya, ketika dia menuju gerbang keluar, tiba-tiba banyak siswa yang berkumpul, Dania segera berlari karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
Lari Dania terhenti dan dia menatap dengan penuh heran ke hadapannya. Ternyata siswa disana sedang berkumpul mengelilingi mobil mewah berwarna putih. Ya itu mobil Dhika!! Dania pun langsung menghampiri Dhika. "Kak, sedang menunggu siapa? Sepertinya aku tidak bisa menemani kak Dhika karena harus segera pulang!" lalu Dania pun melanjutkan jalannya menuju gerbang. Sesegera mungkin Dhika langsung menarik tangannya, "Kakak jemput kamu de, ayo naik cepet!" Dhikapun membuka pintu mobilnya, dan merekapun bergegas pulang.
Dania bertanya, "Hari ini nampak berbeda untukku, pergi bersama kakak, dan pulangpun di jemput kakak?"
"De, memang teman-teman sekolahmu belum pernah melihat mobil mewah ya? hehe", tanya Dhika.
Dania menjawab, "Iya kak, sekolahku kan biasa dan sederhana, tidak semewah sekolah kakak jadi wajar saja mereka seperti itu!, kakak belum jawab pertanyaanku dua kali!"
Sambil berhati-hati mengendarai mobil karena hujan deras, Dhikapun menjawab "Alasannya kamu de, makanya kenapa kakak berangkat lewat sekolahmu, dan pulang jemput kamu."
Mendengar jawaban Dhika, Dania tertegun dan melamun, dia membuka jendela mobilnya dan mengeluarkan tangannya sambil merenung dan bertanya-tanya apa maksud dari jawaban Dhika tadi, mungkin hanya Dhika dan Tuhan yang tahu.
Mobilpun berhenti dan Dania segera keluar.
Sambil membuka payungnya Dania mengucapkan terimakasi pada Dhika, "Makasih ya kak untuk hari ini!"
Dhika pun tersenyum dan memberikan isyarat bahwa dia harus segera masuk ke dalam rumahnya.
Sebelum Dania pergi jauh, Dhika memanggil Dania, "De, kalo kakak ga ada, kamu jangan sampai jalan sendiri lagi ya, kalo kamu tetap jalan seperti itu di tengah hujan, kakak tidak mau bertemu kamu lagi!"
Dania pun mengangguk sambil bertanya dalam hatinya, mungkinkah Dhika akan pergi meninggalkannya? ataukah pergi jauh?
Mobil Dhika pun melaju dengan kencang dan cepat tak terlihat.
Dania berjalan menuju rumah dan baru bertanya, seharian ini wajah Dhika nampak pucat, ia menyesal tak sempat bertanya padanya.
Comments
Post a Comment